PART 17

28 4 0
                                    

Malam pun menjadi saksi, betapa aku bersyukur memiliki kalian.

***

Deburan ombak pantai pada malam hari terlihat indah, apalagi bulan sabit yang muncul menerangi pantai, membuat malam ini begitu terlihat sangat cantik.

Nayyara duduk di depan sebuah villa yang ia dan keluarganya sewa untuk liburan keluarga. Nayyara bahkan rela menonaktifkan ponselnya agar tidak mengganggu momen yang langka ini.

Rambut sebahunya kini ia biarkan terurai, dan tak lupa kacamata yang bertengger di hidung mungilnya.

"Mimpi apa ya gue, bisa ngerasain liburan keluarga kayak gini," ucapnya sambil tersenyum kecil, seraya matanya menatap ke arah pantai.

Suara pijakan kaki mulai mendekat ke arah Nayyara, dirinya pun monoleh sekilas melihat siapa yang menghampirinya.

"Di luar dingin," ucap Bara sambil menyampirkan jaket milik dirinya.

Bara sebenarnya keluar karena tidak bisa tidur, dan kebetulan melihat Nayyara sedang duduk di depan villa.

"Makasih," ucap Nayyara sambil membenarkan letak jaket tersebut.

Dua orang itu sama-sama diam dan fokus menatap hamparan tanah pantai dan suara deburan ombak, benar-benar menenangkan hati.

"Kak Bara, apa lo juga ada kaitannya tentang masalah Karel?" tanya Nayyara tiba-tiba membuat Bara menoleh ke arah Nayyara, begitu pun Nayyara yang kini menatap Bara dengan lekat.

"Iya, gue yang datengin Karel ke rumahnya, untuk minta maaf sama lo. Dan itu juga atas suruhan Ayah," jelas Bara membuat Nayyara kaget.

"Kok Ayah bisa tahu?" tanya Nayyara lagi bingung.

"Jangan-jangan lo yang ngadu? Iya, kan?" tanya Nayyara lagi sambil menatap Bara kesal.

Bara hanya diam, dan itu juga pertanda bahwa memang benar bahwa Bara yang mengadu kepada ayahnya.

"Ih! Kak Bara, tukang ngadu!" kesal Nayyara sambil memukul bahu Bara lumayan kencang.

"Gila lo ya! Cewe tapi tenaganya kek kuli," sindir Bara sambip mengusap bahunya.

"Ngeselin lo!" decak Nayyara lalu kembali diam.

Jadi bener, ini ulah Ayah sama Kak Bara.

"Sebenernya waktu gue gak kasih lo susu milo itu, karena gua harus gantiin Ayah di kantor, karena Ayah mau fokus jaga lo," ucap Bara mengeluarkan suara.

Nayyara sontak menoleh mendengar ucapan Bara, seolah menyuruh Bara untuk melanjutkan ceritanya.

"Pas gue ke sekolah buat anter surat izin, karena gua mau ke luar kota. Gak sengaja gue lihat dua cowo di depan UKS sekolah, dan salah satu cowo itu ceritain tentang kejadian yang terjadi sama lo dan karel," jelas Bara lagi membuat Nayyara mengangguk.

"Mungkin yang lo maksud itu Raga sama Tama," sahut Nayyara membuat Bara mengangguk.

"Raga itu yang pernah buang susu milo yang gue kasih ke tong sampahkan?" tanya Bara membuat Nayyara mengangguk.

Filhellenisme (END)Where stories live. Discover now