PART 29

18 3 0
                                    

Manusia yang paling jahat adalah manusia yang mencintai dua orang sekaligus.

***

Hari ini adalah hari Senin, di mana siswa dan siswi masuk sekolah lebih pagi dari biasanya.

Nayyara hari ini pergi sekolah bersama dengan Bara menggunakan mobil, sebenarnya Bara sudah memberi tahu untuk tidak sekolah dulu hari ini. Namun, memang Nayyara dasarnya batu, ya keras kepala.

"Gue anter lo ke kelas ya," tawar Bara setelah keluar dari mobilnya.

"Gak usah Kak Bara, Gue bisa sendiri," tolak Nayyara, dirinya merasa sudah lebih baik dari pada hari sebelumnya.

"Gak usah keras kepala! Ayo!" tarik Bara sambil menggandeng tangan Nayyara.

Walaupun saat ini jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh kurang, siswa dan siswi sudah berlalu lalang di sepanjang koridor.

Sepanjang perjalanan banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka berdua.

"Gak usah diliatin," ucap Bara, dirinya tahu bahwa Nayyara sedang merasa risih saat ini.

"Lo, sih. Narik-narik gue, udah kayak kambing qurban," gerutu Nayyara. Namun, Bara tetap mengantarkannya sampai depan kelas.

"Lo gak laku buat qurban, orang penyakitan gini," goda Bara membuat Nayyara menggeplak bahunya.

"Awh! Dibilang, kalo tenaga lo kayak kuli!" ringis Bara sambil memegang bahunya yang digeplak.

Mereka sampai di depan kelas, Nayyara pun masuk ke dalam kelas setelah Bara tidak terlihat lagi.

"Yar," panggil Raga, membuat Nayyara kaget.

"Eh! Lo, Ga. Kaget gue," kaget Nayyara sambil mengelus-elus dadanya pelan.

Apa Raga lihat gue sama Kak Bara, ya?

"Lo sama siapa tadi?" tanya Raga sambil menimbulkan sedikit kepalanya ke arah luar pintu.

"Oh itu temen gue," jawab Nayyara, sambil tersenyum kikuk.

"Temen, siapa? Kok gue gak pernah lihat?" tanya Raga sambil menatap Nayyara.

"Ya pokoknya temen," jawab Nayyara sekenanya.

Satu-persatu siswa dan siswi masuk ke dalam kelas, begitu juga dengan Liora dan Anya.

"Raga!" panggil Anya saat masuk ke dalam kelas.

"Hai!" sapa Raga, sambil melambaikan tangannya.

"Maaf ya, aku gak jemput kamu, soalnya Mama minta anterin ke pasar tadi," ucap Raga meminta maaf kepada Anya.

"Gak apa-apa kok, Ga," balas Anya sambik tersenyum.

Nayyara melihat interaksi mereka berdua hanya diam, entahlah Nayyara bingung harus mengucapkan apa.

"Halo, Yar!" sapa Anya sambil tersenyum.

"Eh iya, halo juga," balas Nayyara dengan tersenyum pula.

Filhellenisme (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora