PART 25

19 4 0
                                    

Aku mampu bersaing dengan perempuan manapun yang menyukaimu, tapi aku akan kalah jika bersaing dengan perempuan yang kamu suka.

***

Lima belas menit sebelum bel istirahat selesai berbunyi, terdapat dua sejoli yang sedang saling adu tatap kebencian.

"Mau apa lo ke sekolah ini?" tanya laki-laki itu dengan geram.

"Bukan urusan lo!" bentak perempuan tersebut, melihat lawan bicaranya yang begitu menatapnya benci.

"Gue gak perduli lo mau ngelakuin apapun, asalkan bukan tentang Yara!" ucap Laki-laki tersebut, membuat sang empu tertawa kecil.

"Lo siapanya? Pacar?" goda perempuan tersebut.

"Gue juga gak akan macem-macem sama cewe lo! Kalo bukan dianya duluan yang gatel sama cowo gue!" teriak perempuan tersebut.

"Apa, gatel? Yara jauh lebih dulu kenal sama Raga! Dan lo cuman benalu di antara mereka!" ucap Laki-laki tersebut sambil menunjuk perempuan tersebut dengan jari telunjuknya.

"Tunggu dulu, jangan-jangan lo belum bisa move on dari gue ya? Makannya lo kesel, dengan bawa-bawa nama Yara?" tanya Perempuan tersebut dengan sedikit tersenyum menggoda.

"Apa? Belom move on dari lo? Cowo baik kayak gue, gak pantes dapet cewe murahan kayak lo!" bentak laki-laki tersebut, membuat perempuan itu geram.

"Inget ya ucapan gue! Jangan macem-macem sama Yara! Atau gue bongkar kebusukan lo!" ancam Laki-laki tersebut, lalu pergi meninggalkan perempuan itu dengan menahan kesalnya.

"Liat aja lo Yar, hidup lo gak akan bahagia!" gumam perempuan tersebut.

***

"Baik anak-anak, membuat topologi di cisconya perkelompok ya, dan nama-namanya sudah ibu share di grup kelas, kalian bisa lihat ya," jelas Bu Lana sambil merapihkan buku dan laptopnya.

"Sampai jumpa dipertemuan selanjutnya, assalamualaikum," salam Bu Lana, yang dibalas salam balik oleh mereka semua.

Siswa-siswi yang berada di kelas langsung mengecek ponsel mereka masing-masing setelah Bu Lana keluar dari kelas.

"Kenapa harus sekelompok sama Mak lampir, sih!" geram Liora, setelah melihat dirinya berada satu kelompok dengan Anya.

Jujur saja, setelah kejadian kemarin Nayyara dan Liora belum berbicara dengan Raga sama sekali, bahkan saat semalam bertemu dengan Raga dan Anya di angkringan, lebih banyak Tama yang berbicara dengan mereka berdua.

"Kerjain di rumah gue ya," ucap Raga tiba-tiba menghampiri meja Nayyara dan Liora.

Nayyara yang mendengar itu lantas hanya mengangguk, tanpa berbicara sepatah kata pun.

"Udah, jangan ngambek terus sama gue, muka lo jelek kalau ditekuk gitu," ledek Raga, sambil mencubit pipi Nayyara. Perlakuan Raga tak luput dari penglihatan Anya di belakang.

Dasar cewe ganjen.

"Apaan, sih, sakit!" ucap Nayyara sambil menghempaskan tangan Raga dari pipinya.

Filhellenisme (END)Where stories live. Discover now