PART 2

56 17 139
                                    

Sepucuk surat semangat, dari sang pengaggum rahasia.

***

Nayyara telah rapih dengan seragam sekolahnya, padahal matahari saja belum menampakkan dirinya.

Nayyara pun mengambil sisir, seraya menyisir di depan kaca yang besar di sudut kanan kamarnya.

Pikirannya sibuk memikirkan, bagaimana caranya menolak Karel, agar tidak mendekatinya lagi, dan memberikan barang-barang yang untuknya, yang dititipkan melalui Raga.

"Gak tau ah, jatuh cinta cuma buang-buang waktu aja," ucapnya sambil melihat dirinya yang tampak jelas di balik kaca itu.

Bergegas keluar kamar untuk sarapan pagi dahulu sebelum sekolah, Nayyara berniat ingin memasak untuk membuat sarapan pagi ini,  semoga saja Mamanya belum bangun.

Tetapi dirinya telat, di dapur Mamanya sedang sibuk memasak untuk sarapan pagi.

"Yah, lagi-lagi Yara ke duluan Mama terus," keluhnya sambil duduk di salah satu kursi meja makan.

Rianti, yang melihat anak gadisnya tersebut, tertawa kecil karena tingkahnya.

"Yara fokus belajar aja, biar Mama yang urus, urusan rumah," ucap Rianti kepada Nayyara. Dirinya hanya takut Nayyara lelah dan kecapekan.

"Mama, kan tau. Yara suka masak," jelas Nayyara sambil menghampiri Mamanya yang sedang sibuk membuat nasi goreng.

"Udah, sana. Duduk manis aja, biar Mama siapin," titah Rianti yang membuat Nayyara yang ingin membantunya seketika mengerucut, kan bibirnya.

Sepiring nasi goreng, dengan beberapa potongan sosis, serta telur ceplok. Benar-benar membuat perut Nayyara lapar. Mamanya memang tak pernah gagal, dalam memasak hal apapun.

"Eumm, wangi banget, pasti enak," ucap Yara sambil menaikan tangannya ke depan hidung dan setengah memutarkan tangannya. Agar aroma nasi goreng, masuk ke dalam indra penciumannya.

"Lebay deh kamu, kayak gak pernah makan nasi goreng Mama aja," ledek Rianti, tidak habis pikir dengan tingkah anak satu-satunya ini.

Mereka berdua pun makan dengan penuh khidmat, tanpa berbicara sama sekali.

Dentingan sendok dan piring pun beradu, dan terdengar di ruang makan. Tidak beberapa lama Nayyara pun telah menyelesaikan makannya.

"Yara udah selesai, Mah," ucap Nayyara langsung mencuci piringnya setelah menyelesaikan makannya.

"Mama, kerja pulang jam berapa?" tanya Nayyara, sebab Mamanya akhir-akhir ini sering pulang larut malam, karena lembur.

"Mama lembur sayang, di kulkas udah ada bahan-bahan buat kamu masak, kalo males masak, kamu beli makan aja ya di luar," jawab Rianti setelah menyelesaikan makannya.

"Mama, jangan lembur terus. Nanti sakit," jelas Nayyara kepada Mamanya.

"Yara, kan tahu. Mama kerja ini untuk bayar uang sekolah Yara dan kebutuhan sehari-hari kita,  biar Yara juga bisa kayak anak-anak lain, beli ini, beli itu," ucap Rianti sambil merapihkan piring-piring yang berada di meja makan.

Nayyara tertegun mendengar jawaban Mamanya, hatinya tersentuh. Salahkah dirinya karena saat memasuki dunia SMK, dirinya malah gagal masuk sekolah negri? Yang membuat Mamanya harus bekerja lebih keras dari biasanya, selama kurang dari tiga tahun ini.

Filhellenisme (END)Where stories live. Discover now