PART 11

20 6 30
                                    

Terkadang... Keadaan yang memaksa kita harus tetap kuat.

***

"Gue kira lo gak bakal jenguk gue ke rumah." Ucapan itu mampu membuat Nayyara kaget.

Raga, pria itu keluar dari kamar mandi dengan kaus polos dan celana pendeknya. Rambut yang acak-acakan, serta wajah yang terlihat pucat itu membuat Nayyara khawatir melihat keadaan sahabatnya tersebut.

"Raga! Kok lo dari situ, sih?" tanya Nayyara yang melihat Raga keluar dari kamar mandi. Seharusnya, kan Raga itu istirahat di kasur.

"Lo pikir gue pake pempes, yang kalo ngompol bisa di kasur?" tanya Raga balik, tak habis pikir dengan ucapan Nayyara. Raga, kan hanya sakit, bukan lumpuh.

"Iya juga, sih," jawab Nayyara sambil duduk di tepi ranjang mengikuti Raga.

"Ada gerakan hati apa lo, jenguk gue ke rumah?" tanya Raga ketus.

"Udah gue jenguk, ngeselin banget ya lo! Pulang aja deh gue," ucap Nayyara yang hendak berdiri. Namun, ditahan oleh Raga.

"Baperan banget, najis," celetuk Raga, membuat Nayyara memutar bola matanya malas.

"Biarin," sahut Nayyara, lalu keadaan tiba-tiba hening. Nayyara yang diam, begitu pula Raga.

Nayyara yang tidak menyukai situasi ini pun berusaha mencari obrolan untuk mencairkan suasana.

"Kok, Tante Kania ada di rumah?" tanya Nayyara sambil menatap Raga.

Raga yang mendengar pertanyaan Nayyara hany menatap Nayyara sekilas, lalu kembali menatap lurus ke depan.

"Lo aja heran, apalagi gue anaknya," jawab Raga membuat Nayyara diam, sepertinya Nayyara salah menanyakan hal tersebut.

"Lo lihat aja, pasti gak lama lagi dia bakal masuk dan minta izin buat pergi karena ada urusan kerjaan," ucapnya lagi, membuat Nayyara menatap Raga sekilas.

Dan benar saja apa yang diucapkan Raga, setelah Raga berkata seperti itu, mamanya masuk.

"Yara," panggil Kania, sambil masuk ke dalam kamar Raga.

"Iya Tante, kenapa?" tanya Nayyara sambil berdiri dari duduknya.

"Tante mau keluar sebentar, titip Raga bolehkan?" tanya Kania membuat Raga tersenyum miring mendengar hal tersebut.

"Oh, iya gak apa-apa Tan, ada Yara yang jagain Raga kok," jawab Nayyara membuat Kania lega mendengarnya.

Kania menghampiri Raga yang masih Setia duduk di tepi ranjang, tangan itu terulur mengusap rambut Raga pelan seraya mengecup pucuk kepala Raga singkat.

"Mamah pergi dulu ya, kalau ada apa-apa kamu telepon Mamah aja," pesan Kania membuat Raga hanya mengangguk mendengar ucapan dari sang Mamah.

Kania pun keluar dari kamar itu, dan membuat Raga terkekeh kecil.

"Liatkan? Belom ada lima menit gua ngomong, udah kejadian aja," ucap Raga membuat Nayyara tak enak hati, seharusnya dari awal dia tidak menanyakan hal tersebut.

Terkadang ada beberapa orang yang tidak menyukai hal tentang keluarganya, termasuk Raga salah satunya.

"Udah makan belom lo?" tanya Nayyara mengalihkan pembicaraan.

"Belom," jawab Raga singkat, membuat Nayyara menghela nafasnya.

Nayyara melepaskan tas yang ia kenakan sedari tadi, di dalam tas tersebut Nayyara mengeluarkan bubur yang sempat ia beli sebelum ke rumah Raga.

"Nih, makan!" suruh Nayyara sambil memberikan sebungkus bubur untuk Raga.

"Gak mau gue," tolak Raga mampu membuat Nayyara menatap tajam dirinya.

Filhellenisme (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang