PART 7

59 15 143
                                    

Kalau kamu siap untuk jatuh cinta, kamu juga harus siap untuk terluka

***

"Kenapa lo kaget banget gue di sini?" tanya Raga, lalu menghampiri dua sejoli tersebut.

"Ya kaget aja, jam segini lo di rumah gue," jawab Nayyara sambil menghentikan aktifitasnya sebentar.

"Loh, bukannya gue udah biasa ya? Terus dia ngapain di sini?" tanya Raga sambil melirik pria Tama.

"Jangan sewot gitu, sih, Ga. Tama tadi nolongin gue, pas kaki gue kenapa paku di jalan," jelas Nayyara membuat Raga langsung memegang kakinya.

"Udah diobatin tadi sama Tama," ucap Nayyara lagi, saat Raga memegang kakinya yang luka.

"Kenapa lo gak minta jemput sama gue?" tanya Raga membuat Nayyara menghela nafas panjang.

Mulai deh, Raga mode possesif.

"Handphone gue mati," jawab Nayyara membuat Raga mengangguk.

"Lain kali, maen handphone jangan sampe dayanya habis, lo jadi susah sendiri, kan?" ucap Raga membuat Nayyara mengangguk.

"Terus, lo kenapa masih di sini? Mau minta balas budi?" tanya Raga menghadap Tama.

Nayyara sontak memukul bahu Raga, kenapa teman satunya ini akan berubah menjadi judes saat ada laki-laki yang dekat dengan dirinya? Padahal Raga sendiri yang menyuruhnya untuk jatuh cinta.

"Raga! Lo gak boleh gitu, gue kok yang nawarin dia buat mampir dan makan dulu," ucap Nayyara menjelaskan kenapa Tama berada di rumahnya.

"Terus, lo kenapa mau?" tanya Raga kepada Tama.

"Udah lah, Ga," lerai Nayyara menarik Raga untuk sedikit menjauh dari Tama.

"Karena ini jam makan gue, dan ketunda karena nolongin Yara," jelas Tama begitu entengnya, membuat Raga mengepalkan tangannya. Namun, ditahan oleh Nayyara.

"Cuma karena itu?" ujar Raga sambil melirik Nayyara sekilas.

"Hm." Tama bergumam sambil bersedekap dada, membuat Raga benar-benar naik pitam.

"STOP! Kalian berdua mending duduk deh, biar gue yang lanjutin masaknya," lerai Nayyara lalu mendorong kedua laki-laki tersebut ke meja makan.

"Gue, tandain muka lo!" ancam Raga membuat Tama menggedikkan bahunya.

Ya Tuhan, mimpi apa semalam dirinya. Harus menghadapi dua laki-laki seperti Raga dan Tama?

Nayyara lalu melanjutkan masaknya, tidak sampai beberapa lama. Oseng kangkung dan udang sambal kemiri pun sudah siap di meja makan. Dengan posisi Nayyara yang duduk di depan dua laki-laki tersebut.

"Yuk makan," ajak Nayyara setelah menaruh piring untuk makan di meja makan.

Raga dan Tama langsung mengambil nasi. Namun, saat hendak mengambil lauk, mereka malah ribut. Antara siapa dahulu yang harus mengambil.

"Gue duluan," ucap Tama sambil menatap Raga.

"Gue duluan lah," sahut Raga yang juga menatap Tama tajam.

Filhellenisme (END)Where stories live. Discover now