PART 22

18 4 0
                                    

Pada kenyataannya, rasa suka memang datang selalu terlambat.

***

Nayyara tengah menonton televisi di kamarnya, setelah pulang sekolah tadi mood Nayyara memang sedang berantakan.

Wajar bukan, jika Nayyara cemburu kalau Raga mengabaikan dirinya dan memilih orang yang baru ia kenal? Tidak, ini hanya cemburu karena merasa Raga, sahabatnya direbut oleh seseorang.

"Nih otak ya! Raga mulu!" ujarnya sendiri, sambil mengacak-ngacak rambutnya asal.

Pintu kamar Nayyara memang tidak dirinya tutup rapat, entahlah. Karena terlalu banyak memikirkan kejadian hari ini, membuat Nayyara lalai.

"Sekalian aja, copotin tuh pala," sahut Bara yang sedang bersender di pintu kamar Nayyara.

"Ih! Lo kok di situ? Sejak kapan? Kok gak ada suara ketuk pintu?" tanya Nayyara bertubi-tubi.

"Stress gara-gara Raga ya lo!" goda Bara membuat Nayyara memalingkan wajahnya ke arah jendela kamar.

Bara melangkah masuk ke dalam kamar Nayyara, dirinya duduk tepat di samping Nayyara.

"Cerita sini sama gue," tawar Bara, membuat Nayyara menoleh ke arahnya.

Nayyara menatap Bara dengan tatapan menyelidik, taku-takut Bara hanya ingin mengerjainya saja.

"Gue gak bakal ember, rahasia lo aman," ucap Bara, membuat Nayyara mengembuskan napas lega.

"Jadi di kelas gue tadi ada murid baru, dia perempuan dan kebetulan di kelas cuman Raga aja yang duduk sendiri," jelas Nayyara memulai percakapan.

"Terus?" tanya Bara.

"Terus Raga pas istirahat gak ke kantin sama gue, dan Liora. Dia malah ke kantin bareng muris baru itu. Terus pas mau bel pulang sekolah gue bilang ke Raga, kalau gue mau nebeng ke dia karena gak ada yang jemput. Dan ya gue emang ngetes dia doang," jelas Nayyara lagi, Bara berusaha menyimak sebaik mungkin.

"Dan Raga malah bilanh kalau dia udah janji mau anterin murid baru itu pulang dan mau ajak anak baru itu keliling jakarta. Dan pas ketemu sama gue di parkiran, dia sama sekali gak nyapa gue," ucapnya lagi, melanjutkan ceritanya.

"Apa gue salah ya cemburu sama anak baru itu? Gue ngerasa sahabat gue direbut kak," tanya Nayyara, membuat Bara tersenyum kecil.

"Gak salah kok, apalagi lo cewe. Manusia yang apa-apa pake perasaan, jadi wajar aja kalo lo berpikir kayak gitu. Tapi lo juga gak bisa ngelarang dia berteman sama orang lain Yar," jawab Bara membuat Nayyara menunduk terdiam.

"Suatu saat lo juga harua ikhlas, kalo Raga juga bakal punya kehidupan, entah pacaran ataupun pernikahan," jelas Bara membuat Nayyara menggigit bibir bawahnya.

Yang Bara katakan ada benarnya, selama ini Raga banyak menghabiskan waktu sebagai sahabat Nayyara, jadi wajar saja jika Raga juga ingin bersosialisasi dengan teman lainnya juga.

"Tapi lo juga harus bisa bedain, mana cemburu karena lo ngerasa kehilang seorang temen, mana cemburu karena lo takut Raga deket sama anak baru itu?" tanya Bara, membuat Nayyara terdiam. Tidak Liora, tidak Bara. Sama saja.

Filhellenisme (END)Where stories live. Discover now