[6 : New Look]

176 25 3
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.

"JAEHYUN HYUNG!!!!"

Teriakan nyaring menggelegar disebuah kamar bernuansa biru itu. Terlihat seorang pemuda remaja bersurai coklat terduduk pada ranjang singelsize nya dengan peluh mengucur deras dikeningnya, jangan lupakan nafas yang terputus putus.

Menyeka keringat dikeningnya remaja itu melihat kearah jam yang terpajang di dinding kamarnya, Jam itu menampilkan pukul 6 pagi.

"Mimpi itu lagi, ada apa sebenarnya? Siapa itu Renjun dan siapa Jaehyun? Kenapa mimpi itu menghampiriku, kenapa aku hanya bisa melihat wajah Renjun yang mirip denganku sedangkan wajah Jaehyun sama sekali tidak bisa ku lihat" Monolognya. Remaja itu adalah Renji.

Ya sudah sejak 2 bulan ini Renji terus saja mengalami mimpi yang sama, yang tidak dia mengerti sama sekali. Dimimpinya dia selalu melihat dua orang pria yang sepertinya adalah sepasang kekasih, mimpi itu tidak jelas alur dan waktunya. Bahkan dia baru bisa melihat wajah salah satu dimimpinya 1 minggu yang lalu, sedangkan kedua nama yang tadi disebutkan nya baru tadi diketahuinya. Dia juga bingung siapa Jaehyun yang dia teriaki tadi, dan siapa itu Renjun, semua ini membuatnya gila mungkin dia harus ke Dr. psikiater nanti.

Renji menuruni ranjang itu dan berjalan lunglai kekamar mandi, menyegarkan dirinya adalah pilihan yang tepat untuk sekarang, dengan begitu dia bisa melupakan sejenak mimpi aneh itu.

Beberapa menit dirinya habiskan dibawah guyuran shower guna mendinginkan otaknya yang lelah. Selepas itu dirinya kembali kekamarnya dan mulai bersiap siap dengan setelan seragam sekolahnya, mematut dirinya dicermin. Rambut coklat, manik rubah, bulu mata lantik dengan kacamata minusnya yang selalu dipakainya, bibir tipisnya diberi sedikit polesan lipblam menambah kesan segar disana. Ditatapnya wajah itu dengan teliti, wajahnya yang selalu dibilang cantik oleh orang orang, wajah yang sama seperti orang yang ada dimimpinya.

Helaan nafas keluar dari si manis, mengambil handphone yang ter geletak diatas meja untuk menghubungi seseorang. Beberapa saat sambungan telepon pun diangkat oleh seseorang diseberang sana, memulai percakapan dengan orang itu secepatnya setelah telpon diangkat.

"Gege kau disalon?"

"Oh hai Renji-ya, ne aku disalon"

"Boleh aku kesana?"

"Kenapa kau ingin kesini? Bukannya seharusnya kau berangkat kesekolah?"

"Hanya ingin, mungkin aku akan memperbarui penampilan ku"

"Begitukah? Kalau begitu datanglah"

"Baiklah aku kesana sekarang"

"Hati-hatilah dijalan xiao didi"

"Ya, aku tutup"

Setelah menutup telpon itu terputus, Renji langsung menyambar jaketnya dan keluar dari kamarnya. Berjalan menuju dapur, membuka kulkas dan mengambil satu kotak ukuran kecil didalamnya lalu kembali menutup kulkas tersebut. Berjalan santai menuju pintu masuk apartementnya, mengganti sandal rumahnya dengan sepatu sekolah, barulah dia keluar dari unit aprt itu. Turun menuju basement melalui lift, kemudian berjalan menuju motor sport putih kesayangannya, setelahnya ia melaju dengan kecepatan normal meninggalkan area gedung aprt itu guna menuju sebuah salon yang terletak tak jauh dari sana.
.
.
.
.
Sesampainya disalon sang Gege, Renji langsung masuk dan mencari keberadaan Gegenya. Tak lama terlihat seorang pria dewasa menghampiri Renji, memluk remaja itu dengan erat.

I'm Not HimDonde viven las historias. Descúbrelo ahora