[36 : Luka]

94 13 8
                                    

Maaf klo ada typo ya
Happy Reading
.
.
.
.
.
.


Haechan terdiam mendengar cerita Mommy nya mengenai Renjun. Mommy nya bahkan memperlihatkan foto Renjun dan memang orang itu mirip dengan Renji.

"Channie tak menyangka ternyata reinkarnasi itu benaran ada" ujar Haechan masih tak percaya akan apa yang baru saja ia ketahui.

"Mommy juga sayang, tapi teman mu itu benar benar mirip dengan Renjun" lirih Ten, ibu dari Haechan itu terlihat memandangi foto Renjun dengan sorot rindu.

"Apa Aunty Renjun juga seorang pelukis mom?" tanya Haechan penasaran, soalnya dalam album foto yang diperlihatkan Ten ada foto dimana Renjun tengah melukis disebuah tembok, Haechan juga bisa melihat mommy nya dan Doyoung Eomma disana.

Ten tersenyum dan meanggukan kepalanya. "Benar, Renjun adalah pelukis kebanggaan negara kita dia juga seorang model" jawab Ten, seraya mengingat salah satu kenangannya bersama sang adik angkat.

"Renji juga suka melukis" gumam Haechan yang dapat didengar oleh Ten, jelas itu membuat Ten sedikit terkejut. Apa semirip itu?.

"Sudah, kembalilah kekamar mu channie ini sudah malam" seru Ten meakhiri sesi nostlagianya.

Haechan pun menurut, mengecupi pipi sang mommy lalu pergi menuju kamarnya dimana Renji tengah berbaring disana. Iya Renji yang tadi pingsan secara tiba-tiba akhirnya dibaringkan dikamarnya, Haechan sendirilah yang meminta hal itu pada Daddynya.


















Pagi ini Renji terbangun ditempat yang asing baginya, selama beberapa detik Renji hanya diam melihat sekeliling kamar menerka dimana ia sekarang. Tepat saat melihat sosok Haechan yang baru saja keluar dari kamar mandi membuat Renji teringat kejadian kemarin, ah dirinya pingsan saat dirumah Haechan.

"Lo dah sadar? Sumpah lo pingsan berjam jam Renji, gua ampe mikir lo turu" ucap Haechan sebagai pembuka obrolan diantara mereka.

"Maaf jadi ngerepotin" ujar Renji pelan, dirinya duduk dipinggir ranjang seraya menatap kearah sang sahabat.

Haechan hanya menghela nafas dan meanggukan kepalanya. "Gapapa, lo juga pasti syok kan–" balas Haechan, diperhatikannya sang sahabat yang terlihat masih tak baik baik saja itu "–lagian kemarin kayanya lo juga lagi ada masalah" tambah Haechan.

Renji diam diam meremat ujung pakaiannya, merutuki kelemahannya dalam hati. "Thanks Hyuck" gumam Renji.

"Mending lo mandi, sebenarnya ini masih terlalu pagi buat lo bangun" seru Haechan, ingat ya hari ini baru jam 6 pagi. Lalu kenapa si pudu ini sudah bangun? Maka jawabannya karena Daddynya Haechan yang membangunkan anak semata wayangnya itu untuk sekedar menemani lari paginya.

Dengan patuh Renji mengikuti intruksi Haechan dalam diam, dan Haechan kembali merasa penasaran akan apa yang terjadi sebenarnya. Ayolah Haechan sudah menahan rasa keponya sedari kemarin ya jadi jangan salahkan dirinya kalau nanti meintrogasi Renji, oke?.



"Kalian udah bangun ternyata, tumben kamu bangun cepat sayang" sambut Ten begitu melihat sang anak beserta temannya turun dari lantai dua.

Haechan mendengus pelan mendengar ucapan Mommy nya itu, apa ia sepelamas itu? "Daddy bangunin Channie pagi pagi buta mom" keluh Haechan seraya clingak clinguk nyari keberadaan kepala keluarga Seo itu.

Ten terkekeh pelan mendengar keluhan sang putra, sebenarnya ini bukan hal baru tapi tetap saja lucu rasanya kali melihat putranya itu merajuk perkara tidurnya diganggu. Ten pun menghengikan aksinya dan mengalihkan tatapannya pada pemuda disamping sang putra.

I'm Not HimWhere stories live. Discover now