[38 : Berakhir]

83 13 2
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

Dua hari setelah pembicaraan antara Jisung dan sang ayah tak serta merta membuat hubungan keduanya membaik, justru Jisung semakin enggan melihat sang ayah. Bukan apa-apa, hanya saja saat ini Jisung tengah kalut dengan perasaannya dan keadaan. Renji tak mau menumianya, selalu menghindar baik disekolah maupun diluar sekolah, Haechan dan YangYang pun selalu menghalanginya untuk bertemu dengan Renji.

Ke apartement? Jisung sudah pernah melakukannta, dan apa yang ia dapatkan? Ia justru diusir oleh petugas keamanan, ternyata Renji sudah meminta pada petugas untuk melarangnya masuk. Mambuat Jisung frustasi, dirinya ingin sekali menemui Renji dan meminta maaf akan semua yang terjadi, ia frustasi karena selalu dihantui oleh sang Ibu.

Tapi sepertinya dewi fortuna sedang baik pada Jisung hari ini, karena secara mendadak Renji menghubungi dirinya lebih dulu malam ini.

"Aku senang kau menghubungiku lebih dulu tapi aku juga heran, apa terjadi sesuatu?" tanya Jisung begitu dirinya menjawab panggilan dari Renji.

Namun yang diterima olehnya justru hanya keheningan, hal itu membuat Jisung was was juga bingung disaat bersaman.

"Ren, ada ap-"

"Jisung"

Jisung menghentikan ucapannya kala Renji memanggilnya dari seberang sana dengan pelan. "Ada apa hm?" tanyanya, entah kenapa perasaan Jisung tak tenang mendengar suara kekasihnya itu.

"Aku mencintaimu-"

Pernyataan yang begitu tiba-tiba membuat Jisung tak bisa menahan senyum dan rasa bahagianya, apa ini artinya Renji memaafkannya?.

Itulah sekiranya yang dipikirkan Jisung awalnya, tapi ternyata hal itu salah.. karena ucapan Renji setelahnya mampu menghancurkan semua kebahagian seorang Jung Jisung, senyum yang tadi terlihat diwajah tampan itu perlahan luruh diganti dengan wajah terkejut juga sedihnya.




































Renji menaruh ponselnya diatas meja setelah selesai menghubungi Jisung, air mata jelas terlihat membasahi pipinya yang sekarang menjadi tirus, efek depresinya beberapa hari ini.

Tanpa meraih kembali ponselnya, Renji pergi begitu saja keluar dari kamar dan unit apartementnya. Bahkan pemuda itu tak membawa motor kesayangannya, Renji hanya ingin mencari udara segar malam ini. Ia ingin melepaskan bebannya untuk sesaat, supaya ia bisa menghadapi hari esok dengan lebih tegar lagi.

Siapa sangka, langkah yang tak tentu arah itu membawa Renji berada cukup jauh dari keramaian dan gedung apartementnya sendiri. Renji hanya menaiki secara acak setiap bus disetiap halte, katakan saja ia terlihat seperti orang gabut tapi sebenarnya saat ini pikirannya tak berada ditempat. Tubuhnya hanya berjalan begitu saja, sedangkan pikirannya tengah meberkelana entah kemana.

Yang jelas Renji ingin ketenangan hari ini, tanpa tau bahaya yang mungkin saja menimpanya.
Berjalan saraya menunduk, hanya dengan kaos tipis berlengan pendek dan celana jeans, tanpa jaket dan tanpa sepatu, Renji hanya mengenakan sendal rumahan.

'Aku muak dengan semua ini'

'Haruskah aku kembali ke china dan menemui pria itu?'

I'm Not HimWhere stories live. Discover now