[30 : Kencan(?)]

93 13 3
                                    

nt: maaf bila banyak typo bertebaran

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

"Apa gua ngebuat lo nunggu lama?" tanya Jeno pada pemuda didepannya.

"Ga kok, gua juga baru sampe" jawab pemuda itu sambik tersenyum kecil. Kedua pemuda itu terdiam beberapa saat sampai Jeno kembali bersuara.

"Haechan, lo tunggu disini gua mau ketoilet bentar ganti baju" seru Jeno langsung pergi tanpa mendengar jawaban dari Haechan.

Ingat saat Jeno bilang ke Jaemin kalau dia ada janji? Nah disinilah ia sekarang untuk memenuhi janjinya, tapi sebenarnya bukan caffe inilah tempat ia harusnya datang hanya saja Haechan mengatakan akan menunggunya disini jadilah ia kesini.

Haechan menghela nafasnya pelan, jantungnya sangat berisik jika sedang bersama dengan Jeno, sampai sampai Haechan takut Jeno mendengarnya. Tidak, Haechan tidak bodoh dan juga tak munafik untuk menyadari atau mengakui perasaannya, dirinya memang menyukai Jeno yang nyatanya adalah teman masa kecilnya. Tidak ada yang tau soal ini, ah ada dan itu sebanarnya Haechan masih bingung entah orang itu yang terlalu peka atau dirinya yang sempat ceroboh. Dan orang itu adalah Renji, ya aneh kan? Renji baru beberapa bulan berteman dengannya tapi sudah bisa menebak mengenai perasaannta pada Jeno sedangkan yang lain engga bisa.

'Renji doain gua dilangkah pertama ini' gumam Haechan dalam hati, setelah hari dimana Renji mengomelinya dan mengatakan dirinya harus lebih percaya diri dan berjuang, Haechan pun memutuskan untuk mendekati Jeno lebih ekstra lagi, biasanya mereka hanya akan bertegur sapa sekilas lalu membicarakan beberapa hal benar benar hanya terlihat sebagai teman biasa. Huh mari doakan Seo Haechan semoga berhasil.

"Chan lo ngelamun?" suara Jeno menyadarkan Haechan dari lamunannya, pemuda Pudu itu tersenyum kikuk sebelum mengalihkan topik pembicaraan.

"em Jen, alasan lo minta ketemuan apa?" tanya Haechan setelahnya.

Jeno sadar kok kalau Haechan mencoba mengalihkan topik tapi Jeno ikuti karena tak ingin ikut campur juga. "Gini, gua mau lo bantuin gua nyari hadiah buat Eomma dan Appa" balas Jeno sambil menatap pemuda pudu didepannya.

"Ah, bentar lagi Anniversary Paman Tae dan Doyoung Eomma " ujar Haechan mengerti tujuan Jeno. Jangan bingung kenapa Haechan memanggil ibunya pemuda Lee itu dengan panggilan Eomma, itu karena Doyoung sendirilah yang memintanya. Lagi pula, ibunya dan ibu Jeno juga sudah lama berteman.

"Yaudah, ayo kita cari sekarang" seru Haechan sambil berdiri dan Jeno pun mengukuti pemuda itu.

"Ayo" ujar Jeno sambil berjalan lebih dulu sedangkan Haechan hanya mengekori dibelakang pemuda itu.

Kedua Pemuda itu memasuki mobil sport berwarna Hitam itu, Jeno melirik Haechan sekilas sebelum tiba-tiba mendekat kearah pemuda itu. Haechan jangan ditanya, pemuda itu syok dengan tindakan tiba-tiba itu.

"J-Jen?" Bahkan suaranya saja bergetar gugup.

"Hm? Gua cuma mau masangan seatbelt punya lo" belas Jeno sekaligus menjelaskan.

Setelahnya Jeno kembali menjauh dan melihat Haechan yang sudah aman dengan seatbelt terpasang barulah pemuda Lee itu melajukan mobil kesayangnya membelah jalan ditemani langit Sore.

I'm Not HimWhere stories live. Discover now