[34 : Who?]

91 11 3
                                    

Nt: ada banyak typo bertebaran
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

Sejak pesta itu, Renji benar benar tak bisa bernapas dengan tenang. Tidurnyapun tak nyaman, mimpi itu semakin sering datang bahkan hanya dengan dirinya memejamkan mata saja mimpi itu akan hadir. Suara dari Renjun yang memohon padanya pun selalu terdengar, bagaimana tatapan Jung Jaehyun waktu melihat dirinya di pesta itu juga selalu teringat olehnya, jangan lupa dengan apa yang terjadi antara ia dan Doyoung.

Nyonya Lee itu bahkan sering menghubunginya dan mengajaknya kesana kemari tapi untungnya ia bisa menghindari setiap ajakan itu.

Disekolah ia memang tak lagi mendapat gangguan, karena dua gadis menyebalkan itu sudah diskors. Kelima pemuda itu pun juga sudah mendapat hukumannya, setelah menjalani skors selama 1 minggu, kelima pemuda itu mendatangi dirinya dan menanyakan hukaman mereka selanjutnya dan sudah hampir seminggu pula dirinya dan Kyungsoo Seam memberikan hukuman pada kelima pemuda itu.

Lalu bagaimana hubungan Renji dan Jisung? Hubungan mereka baik-baik saja, masih sama seperti sebelumnya. Meski belakangan ini Jisung terasa aneh bagi Renji tapi dirinya hanya diam tanpa berniat bertanya ada apa pada pemuda Jung itu.

"Kau kenapa sih?" tanya Renji pada akhirnya, pemuda itu muak mendengar helaan nafas kekasihnya itu belum lagi tatapan sendu itu.

Jisung kembali menghela nafasnya, dengan santai dirinya merebahkan kepalanya diatas paha milik Renji tanpa peduli sekitarnya, padahal sekarang mereka sedang ditaman sekolah.

Renji yang melihat tingkah aneh Jisung jelas semakin bingung, tapi tak ada juga niat untuk melarang atau mencegah tindakan si Jung. Dengan pura pura cuek Renji kembali fokus pada buku sketsa ditangannya.

"Akhir akhir ini aku bermimpi aneh" ujar Jisung membuka suara setelah diam sedari tadi.

Renji mengernyit bingung, hanya karena mimpi? Hey dia bahkan mimpi aneh setiap hari. "Mimpi apa?" tanya Renji sambil menunduk, bermaksud ingin melihat wajah kekasihnya.

Jisung mengedikan bahunya, dan meraih satu tangan sang kekasih untuk diletakan diatas kepalanya, kode bahwa ia ingi kepalanya diusap dan Renji secara spontan paham hal itu dan langsung melakukannya.

"Entahlah, semuanya gelap. Aku hanya bisa mendengar kalimat kalimat aneh dari seseorang" balas Jisung. Jangan heran dengan cara bicara pemuda itu, Jisung memang sudah memutuskan akan berbicara lembut tanpa lo-gue pada kekasihnya. Hanya saja Renji yang masih belum bisa mengikuti Jisung, dasar tsundare.

Renji terdiam mendengar ucapan Jisung, mungkin kah.. ah itu tak mungkin sih. Perang batin itulah yang terjadi pada Renji sekarang. "Dia bilang apa?" akhirnya hanya pertanyaan itu yang keluar dari bibir Renji.

Jisung terdiam sebentar, mata yang tadi terpejam pelahan terbuka dan melihat wajah manis dihadapannya. "Dia bilang, 'sayangi ia dengan tulus. Jauhi ia jika kau hanya ingin menaruh luka, jangan membuatku kecewa jisungie' aku tak mengerti maksudnya, siapa yang harus aku jauhi coba?" ujar Jisung menceritakan detail dari mimpinya pada sang kekasih.

"Pasti ada sebabnya, coba saja kau ingat ingat apa yang sudah kau lakukan" saut Renji realistis.

Jisung kembali menghela nafas, meski tak menemukan jawaban tapi yang jelas sekarang ia sedikit merasa lebih ringan.




























I'm Not HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang