[26 : Bully]

91 14 0
                                    

Maaf banyak typonya
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

Seminggu berlalu sejak kejadian dikantin itu, seluruh sekolah sekarang benar benar percaya kalau Jisung dan Renji berpacaran lantaran keduanya kerap kali terlihat berdua dan menunjukan perhatian pada satu sama lain. Hampir separuh sekolah itu mendukung hubungan keduanya, menurut mereka kedua pemuda itu cocok, sangat malahan.

Selama seminggu ini Renji tidak mendapat gangguan, ia kira setelah ia mempermalukan seorang siswi yang memang terkenal akan ke sombongan dan keangkuhannya itu, ia akan dibalas dengan berbagai cara, dibully misalnya. Tapi tak ada satu pun dan itu cukup membuat Renji heran sekaligus senang, ya setidaknya dia tidak perlu berada disituasi merepotkan.

Ah kesenangan itu ternyata tak bertahan lama, buktinya hari ini saja dirinya merasakan aura jahat disekitarnya, oke katakan saja dia emang sensitif. Renji yang baru saja kembali dari ruang guru menatap sekitar lorong yang sepi mengingat sekarang masih jam pembelajaran. Kening mulus itu mengernyit sambil memperhatikan sekitarnya, dirinya merasa akan ada bahaya menimpanya.

Renji berjalan dengan pelan menuju ke arah tangga, hanya tersisa lima langkah lagi dirinya berhenti, menatap persimpangan itu dengan alis terangkat sebelum sebuah senyum licik terpampang diwajahnya. Renji berbalik dengan perlahan dan berjalan dengan super pelan memastikan tak ada suara yang terdengar. Langkahnya berhenti tepat ketika dia berbelok dan tak sengaja bertemu seorang guru.

'Ah sial gagal kabur deh' batin Renji kesal, tapi tak ada ekspresi apapun diwajahnya.

"Kembali ke kelas mu Renji Haksaeng, jangan berkeliaran" tegur guru itu sambil menatap pemuda didepannya.

"Ah ne Boa Seam" balas Renji sambil membukuk, kembali berbalik ke arah sebelumnya. Dalam hati pemuda itu sedang menyusun rencana untuk terhindar dari bahaya sampai tiba-tiba saja sebuah ide masuk ke otaknya, diliriknya Boa Sean yang berjalan dibelakangnya sekilas sebelum senyum terbit dibibirnya.

Saat langkah keduanya semakin dekat sengan tangga, pemuda itu memelankan langkahnya dan membiarkan sang guru berjalan didepan. Tepat saat tersisa lima langkah tempat dia berhenti pertama kali tadi, ia kembali berhenti membiarkan gurunya itu berjalan sendiri. Didalam hati Renji meminta maaf pada gurunya itu

'Maafkan aku Boa Seam'

Byur!!!

Dan benar saja, tepat saat guru itu berada dipersimpangan dan didepan tangga ia terkena siraman air dari arah tangga. Renji yang menyaksikan dari belakang meringis mengingat ia lah target sesungguhnya.

"Hahaha mampus lo jal-" tawa dan ucapan gadis itu terhenti begitu menyadari siapa yang terkena jebakannya.

"B-Boa Seam" ujar gadis lainnya terbata. Kedua gadis itu saling pandang, bertanya tanya bagaimana mungkin mereka salah sasaran. Sedangkan Renji melebarkan senyumnya.

"JANG WONYOUNG, KIM HEEJIN!!" panggil sang guru murka, hal itu membuat kedua murid itu ketakutan.

"Kalian berdua ikut ibu ke ruang guru sekarang!!" ujar sang guru lagi, ia benar benar tak habis pikir dengan kelakuan kedua gadis itu.

Renji menahan tawanya, pemuda itu melepaskan almamaternya dan melangkah mendekati ketiga orang itu. Menyampirkan jas sekolahnya kepada sang guru dengan pandangan lurus kedepan.

"em Seam, baju anda basah kuyup dan maaf itu sedikit tembus" ujar Renji dengan pelan. Guru wanita itu jelas terkejut dan langsung merapatkan almamater milik pemuda itu.

"Maaf karena saya tidak menatap anda saat berbicara Seam. Saya permisi" pamit Renji dengan membukuk dalam pada gurunya itu sebelum melangkah kearah tangga. Saat pemuda itu beridiri sejajar dengan Wonyoung ia berhenti dan membisikkan sesuatu pada gadis iti.

I'm Not HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang