part 7

57 22 4
                                    

"Aaa....hah..hah.." teriak Vanya tiba-tiba terbangun dari tidurnya.

"Mimpi itu lagi.." lajutnya.

"Haus..bi ambil minum.." ucap Vanya memanggil pembantunya tersebut, bukannya mendapat jawaban dari pelayannya itu malah ia mendengar teriakan seseorang yang membuat Vanya berdiri dan berlari kearah sumber suara.

"Bi...kenap.." Ucapan Vanya terhenti ketika melihat seseorang yang berpakaian serba hitam yang siap membunuhnya.

Dengan sigap Vanya langsung memukul balik orang tersebut hingga ia tersungkur tanpa basa-basi Vanya mengambil vas bunga yang ada diatas meja lalu menghantam kepala orang tersebut hingga tewas.

Hah...huh...

Suara nafas yang terengah-engah dari Vanya karena malam ini ia bukannya tidur dengan nyenyak malah mendapatkan orang yang ingin membunuhnya.

Mata Vanya tertuju pada para pelayannya ada yang masih hidup tetapi penuh luka dan ada yang tewas, karena melihat tersebut ia memutuskan mentelfon para tim medis miliknya untuk mengobati luka-luka yang ada padanya dan juga para pelayan.

Beberapa menit berlalu malam ini semua sudah mulai normal dan banyak para bawahan Vanya membersihkan area ruang utama yang awalnya berlumuran darah kini telah bersih tanpa ada darah.

Vanya yang bengong dan menatap kearah TV dengan tatapan mata kosong.

"Nona.." ucap salah-satu bawahan Vanya yang membuat dia tersadar kembali.

"Apa.." Vanya yang menatap kearah orang tersebut.

"Apa kejadian ini kita cari tahu siapa yang mencoba membunuh Anda?.." tanyanya ragu pada Vanya.

"Tidak usah dicari tahu bukannya kita sudah tahu siapa pelakunya.." ujar Vanya menatap santai.

"Ah..saya mengerti kalo begitu saya permisi dulu.." orang tersebut langsung meninggalkan Vanya yang masih diam.

"Anggap kejadian ini hanya sebuah mimpi jangan ada yang berani untuk membongkar kejadian ini jika sampai kepala kalian akan saya penggal.." jelas Vanya yang beranjak pergi dari sana.

KEESOKAN HARINYA....

"Vanya..." Teriak Laura pada Vanya yang sedang berjalan.

"Apa.." Vanya berhenti.

"Heheh, Lo kenapa Anya.." tanya Laura pada Vanya.

Tubuh Vanya menegang saat Laura memanggil namanya dengan nama yang diberikan Sindi padanya dulu.

"Jangan nyebut nama itu cukup panggil Vanya jangan Anya gua gak suka.." Vanya langsung pergi meninggalkan Laura yang terdiam.

"Vanya kapan Lo lupain tu orang walau gua gak tau dia tapi kenapa Lo gini.."

Memang pada dasarnya Vanya paling tak suka dengan nama panggilan yang diberikan Sindi malah diucapkan oleh orang lain walaupun itu sahabatnya sendiri.

Vanya yang masih diam saat Laura memanggilnya tadi entah ia yang terlalu berlebihan atau memang ia yang merasa bersalah pada saat itu.

Yora kini tengah bersama dengan Atlas dan kawan-kawannya.

"Kak, Yora mau putus.." Yora berucap pada Atlas yang membuat sang kakak terdiam.

"Ya memang pilihan yang baik karena gak mungkin kita adik dan kakak kandung pacaran.." jelas Atlas langsung meninggalkan Yora.

Yora merasa bebas pada akhirnya ia bisa mencintai orang yang ia cintai tanpa ada kaitan dengan kakaknya yang selalu saja memaksanya untuk tidak pacaran malah pacaran dengannya itu hal konyol.

Disisi Vona dan sahabatnya kini mereka berada dikelas Keyzia entah apa yang akan dilakukan trio ini sepertinya hal ini menyangkut tentang teka-teki tersebut.

"Woi jamilah dirimu membuatku ingin membunuh tapi terurung karena ayang Haikal menghalang.." ucap Vona ala paling tersakiti.

"Haikal gak ada ngelarang Lo dah Na.." Endrea berfikir.

"Vona menghalu.." ujar Hana.

"Udeh diam Lo berdua ikan asin yang kelamaan jomblo malah ngatain orang entar gua jual ke kakek tua mampus Lo.."

"Wehehe.."

Vona langsung menatap kearah keyzia yang sepertinya sudah mulai drama ala Indosiar.

"Eh Lo gak bagus kalo cosplay jadi pemeran Indosiar masih bagusan tu orang dari pada lo Jan drama Lo tunjukin muka asli Lo.." ucap Vona pada Keyzia.

"Hiks..Vona aku salah apa.." keyzia dengan nada polosnya.

"Idih modal hiks..hiks..doang Lo mampu buat kita luluh tidak semudah itu jamilah..." Ucap Vona menampar pipi Keyzia.

Terjadilah adegan pukul memukul dari Vona pada Keyzia karena sudah bosan dengan gadis itu yang bisa dikatakan hanya modal menangis seperti yeen.

Plakkk..
Plakkk.
Plakkk.

Tiga tamparan atau mungkin lebih yang dilayangkan oleh Vona pada Keyzia , karena sudah malas Vona dan 2 sahabat meninggalkan keyzia dari tempat tersebut dalam keadaan yang yah bisa dikatakan memprihatinkan sangat mengenaskan.

Setelah peninggalan mereka bertiga seseorang pemuda datang dan langsung menggendong tubuh Keyzia menuju UKS.

Pemuda itu mengobati luka yang dilakukan oleh Vona pada Keyzia.

"K-kamu siapa.." ucap Keyzia kaget melihat seseorang lelaki yang tengah mengobati lukanya.

"Mau bunuh Lo.." ucap pemuda itu dingin.

"Ah...hiks..hiks..Key salah apa.." tangisan Keyzia pecah saat mendengar kata yang diucapkan pemuda itu.

"Diam!.." bentaknya.

"Jangan GeEr gua cuman ngobati luka Lo.." ucapnya langsung pergi.

Saat melihat pemuda itu pergi ekspresi Key langsung berubah.

"Baru tau kalo ada yang setampan dia, kalo gini kenapa gak dari awal aja gua Deket sama dia.." senyuman sinis Keyzia.

Entah apa lagi yang akan direncanakan olehnya tapi itu tidak baik terlihat dari caranya.

Disisi lain dari kota seseorang tengah berbicara pada bawahannya dengan suara yang mampu membuat orang takut dan tertekan.

"Gimana informasinya.."

"Sudah ada Bos.."

"Lanjutkan permainannya akan segera dimulai itu hanya pemanasan tunggu permainan dimulai maka akan ada bercakan merah yang banyak.."

"B-baik Bos saya mengerti jika ada sudah berkata.."

"Lalu gadis itu?.."

"Sepertinya dia akan muncul bersama seseorang.."

"Oh.. begitu.."

"Iya bos.."

"Aku menunggu kesayanganku muncul maka kita juga akan muncul..aku merindukanmu baby.."

Ucapan orang tersebut yang mungkin tidak ada yang tahu kecuali dia dan bawahannya.

"Hah, malam yang indah mari ngepet bestih dari pada gamon.." ucap seorang gadis.

"Anjay baca Matra dulu.." ucap yang satunya lagi.

"Abssjsnssmksossjsbsmkshsgsvsvsv Pulu,Pulu Pulu Pulu Pulu Pulu.."

"Eh baca mantra atau jadi orang Pulu yang ada dipilem dua botak.."

"Mantra ala Pulu Pulu.."

"Anjay Matra yang tidak boleh ditiru takut berbahaya bagi bangsa dan negara.."

"Bisa jadi.."

"Ah males yuk tidur besok kesiangan yang ada jadi sate entar.."

"Yaudah ayok.."

Dua gadis Tersebut memutuskan untuk tidur lebih awal walau mereka begitu tetapi besok adalah hari spesial bagi mereka makanya tidur awal.

Bersambung....



Vote jangan lupa soalnya gratis..

Bye..

ANTAGONIS X PROTAGONIS [ Hiatus ]Where stories live. Discover now