27. [ kehidupan dan hubungan Gabby]

29 17 3
                                    

Gabby hari ini sedang bersiap untuk pulang kerumahnya kembali walaupun terkadang ia berat melangkahkan kakinya menuju ke rumah tersebut.

Dengan berbekalan layaknya gadis lugu Gabby memasuki rumah yang terbilang tidak mewah bahkan terlihat bukan seperti rumah melainkan sebuah gubuk, dengan hati yang ragu dan penuh dengan rasa yang sulit dikatakan Gabby benar-benar masuk kedalam rumah tersebut dengan menundukkan kepalanya.

Plak!

Suara tamparan keras terdengar dan membuat Gabby terdiam karena ayahnya tersebut baru saja menamparnya dengan keras.

"Kamu mau jadi apa hah, keluyuran kamu mau jadi jalang kayak ibu kamu hah!.." ucap ayah Gabby keras sambil menjambak rambut Gabby yang membuat gadis itu meringis dan menangis.

"Hiks..maafin Gabby.." ucap Gabby memohon.

"Kamu kira saya luluh dengan tangisan jalang kamu hah.." ucap ayah Gabby sambil menyeret tubuh mungil milik Gabby.

"Hiks..maafin Gabby yah, Gabby gak pernah jadi jalang hiks.." ucap Gabby pada sang ayah.

"Diam kamu anak tidak tahu diri sudah jalang mau mengelak kamu pikir saya ini mau menghidupkan kamu hah!, Hidup saya saja tidak cukup apa lagi harus kamu yang muncul di kehidupan saya ini.." ucap ayah Gabby menggebu-gebu karena emosi.

Gedebugh!!

Tubuh Gabby dibenturkan didinding.

"Hiks..maafin Gabby.." ucap Gabby.

"Kamu fikir dengan tangisan ini buat saya mau melepaskan kamu.." ucap ayah Gabby sambil mencengkram rahang bawah milik Gabby kuat.

"Hi-hiks.."

"Kamu itu pembawa sial anak tidak tahu diuntung saya itu tidak punya apa-apa kamu malah keluyuran seperti jalang kamu fikir saya Sudi menerima kamu selama ini tentu saja tidak.." ucap ayah Gabby menguatkan cengkraman tersebut.

"Hiks.. m-maafin Gabby.." ucap Gabby yang sudah kesakitan tersebut.

Blam!
Plak!
Plak!

Pukulan demi pukulan melayang ditubuh Milik Gabby dengan keras, ayah Gabby tanpa ampun memukul putrinya dengan tangannya sendiri hingga gadis itu tak sadarkan diri karena ditampar dan dipukul habis-habisan.

"Cih awas jika kamu berani berbuat ulah aku akan membunuhmu.." ucapnya langsung meninggalkan Gabby tanpa perduli jika Gabby sudah tak sadarkan diri.

Ugh!

Suara Gabby yang baru saja sadar dari pingsannya tersebut.

"Huh!..tidak terlalu menyakitkan jika dilukai fisik namun akan sangat menyakiti jika luka batin karena orang tua.." ucap Gabby mengacak rambutnya.

"Sial jika bukan dia ayahku mungkin aku sudah membunuhnya.." ucap Gabby pelan.

"Haaah..." Gabby menghela nafas panjang

Gabby tak habis fikir jika ia mempunyai ayah yang sekejam itu,walaupun ia tahu jika ayahnya kasar ,tapi ia tak putus Asa untuk mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, awalnya Gabby pikir saat ia kabur ayahnya akan mencarinya dan meminta maaf, namun salah ternyata malah sebaliknya ia malah bertidak lebih gila lagi padanya.

Walaupun begitu Gabby hanya diam memang ia gadis terlihat lugu dan lemah didepan ayahnya tapi didepan orang lain dan musuhnya maka ia akan berbeda dari sifatnya yang terlihat pada ayahnya yaitu kejam dan tidak pandang bulu saat membunuh.

Memang Gabby bisa saja membunuh ayahnya namun ia juga berfikir karena hanya ayahnya lah keluarga satu-satunya yang ia miliki, walaupun ayahnya kasar dan tidak menyayangi dirinya namun Gabby tetap menyayangi ayahnya itu.

_†★†_

Vanya tengah berada dirumah milik keluarga Sindi ia berfikir apakah Sindi akan memaafkan dirinya yang dulu bodoh itu. Tapi terpenting adalah Sindi kembali dengan selamat walaupun ia marah pada Vanya nantinya.

"Mommy...Daddy Sindi pulang.." teriak seorang gadis yang berjalan menuju kearah mereka.

"Hy baby.." ucap mereka kompak.

Mata Sindi terhenti saat ia melihat Vanya duduk disofa dengan tatapan mata lembut.

Dengan cepat Sindi memeluk tubuh Vanya dengan erat, "welcome beautiful girl.." ucap Vanya lembut.

"Aaa...Anya Sindi kangen sama Anya.." ucap Sindi memeluk Vanya erat.

"Gua juga.." ucap Vanya.

Disisi geng monstax tengah berada dibeskem milik mereka.

Tatapan mata Affan nampak datar saat menatap kearah Ryan yang tengah termenung dari awal mereka sampai disini.

"Kenapa?.." tanya Affan datar.

Ryan merasa jika ia ditanya langsung menatap dan mengangkat bahunya tak tahu.

"Oh.." ucap Affan.

"Bos geng Angel katanya tiba-tiba hilang.." ucap Alger yang baru saja tiba.

"Lah terus apa urusan sama kita.." ucap Aksa menatap aneh.

"Katanya tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka sadar gak sih udah dua Minggu mereka ga ada.." ucap Algha dengan tatapan penuh pernyataan.

"Mungkin mereka sibuk.." ucap Ryan.

"Gak mungkin bos jelas-jelas death flower aja baik-baik aja sedangkan mereka malah hilang.." ujar Alger.

"Halah Lo berdua kembar ga ada kegiatan lain apa masa ngurus geng cewek sedangkan musuh kita aja masih ada.." sinis Aksa.

"Cih diem Lo.." sinis si kembar.

"Udah diem gua mau tidur.." Ryan yang meninggal mereka yang masih saja bertengkar.

Didalam ruangan yang tidak terlalu besar namun sangat elegan, Ryan tengah menatap kearah luar jendela dengan tatapan mata tajam.

"Gabby kenapa Lo lupa sama gua.." ujar Ryan tiba-tiba.

"Cih, kenapa Gabby apa Lo benar-benar lupa atau apa, Lo gak tau seberapa kangen dan sayangnya gua sama Lo tapi hari ini buat gua kaget saat Lo muncul tapi tidak mengenal gua, Lo seperti melihat orang asing.." ucap Ryan panjang.

Apa sebenarnya hubungan Ryan dan Gabby sehingga kulkas tersebut seperti menyimpan banyak kenangan dan rahasia.

Apa sebenarnya hubungan Ryan dan Gabby sehingga kulkas tersebut seperti menyimpan banyak kenangan dan rahasia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Alger]

[Algha]

Bersambung..
Mau spil visual siapa lagi?

ANTAGONIS X PROTAGONIS [ Hiatus ]Where stories live. Discover now