part 10

42 19 2
                                    

flashback dua Minggu yang lalu, dua hari sebelum Keyzia masuk sekolah disekolah itu tengah mengadakan rapat dadakan oleh ketua Osis dan beberapa murid lainnya.

Diruang pertemuan telah ada beberapa murid dari berbagai kelas dan dari kelas dua ada Yora , Vona , Aurora , Dan Vanya mereka mewakili kelas masing-masing dan begitu juga lainnya.

Pertemuan itu dilakukan tiba-tiba yang dipimpin oleh Akhtar Alfareezel atau bisa disebut Alfa ia menghimbau setiap perwakilan kelas karena persiapan untuk menerima murid baru yang tak lain dan tak bukan Keyzia.

"Makasih udah mau datang kerapat kali ini.." ucap Alfa yang telah duduk dibangku miliknya.

"Jelasin Jamal jangan buang waktu gua yang baik ini.." Ujar Vona dengan sewot.

"Tenang dulu disini langsung ke intinya saja.." ucap Alfa.

Mereka mulai serius mendengarkan ucapan dari Alfa walau ada komentar yang berbeda tapi Alfa tak masalah karena tujuan utamanya adalah melindungi murid-murid yang ada dengan kerjasama dengan pihak yang menjadi paling disegani disekolah maka dari itu rapat yang telah diadakan selama 3 jam akhirnya berakhir dengan keputusan yang menyetujui frekuensi yang akan terjadi nantinya itu ditanggung oleh Osis karena mereka hanya ikut bagian awal dan pertengahan jika bagian akhir maka Osis yang harus turun tangan.

Entah apa itu membuat mereka yaitu satu sekolah menjadi lebih memutuskan untuk kerjasama menghancurkan sesuatu.

Tepat setelah itu Keyzia muncul dengan sifat cupunya, yang membuat satu sekolah membully secara halus dan terang-terangan apa ada sakutan dengan rapat dua hari lalu itu masih menjadi pertanyaan.

***

Kini dikelas dua lebih tepatnya kelas Yora telah terdapat Vona dan sahabatnya lalu, death flower kecuali anggota angel dan tambahan kecil yaitu Luna murid dari kelas satu.

Kini semuanya tengah membahas mengenai kejadian yang membuat mereka harus kehilangan satu nyawa lalu teka-teki yang tak terjawab dan siapa antagonis dan protagonis sebenarnya.

"Gua capek mending kita bahas sekarang aja.." Ucap Vona yang mengeluh.

"Benar kita bahas satu-satu.." yang disetujui oleh Livia.

"Jadi yang pertama KAMI ADALAH SEPASANG KEKASIH KAMI NERADA DISEKITAR KALIAN KAMI SAMA SEPERTI KALIAN KAMI ADALAH.." Vanya membaca teka-teki itu.

Mereka mulai berfikir keras..

"Ah..Luna tau Luna tau.." Luna yang menunjuk tangan dengan girang.

Sentak mereka menatap kearah Luna dengan tatapan apa.

"Kami adalah sepasang kekasih itu artinya mereka pacaran lalu kamu seperti kalian kami berada disekitar kalian artinya mungkin dia adalah salah-satu dari kakak-kakak sekalian terus kami adalah..pasti jawabannya ada dikalian kak coba jujur sama pertanyaan yang Luna kasih.." jelas Luna.

Semuanya nampak kaget kenapa mereka tak kepikiran disana.

"Apa pertanyaan itu.." kompak mereka.

"Diantara kalian ada yang pacaran sama keluarga atau kakak kandung gitu?.." pertanyaan itu lolos dari mulut Luna yang membuat Yora terdiam.

"Enggak tuh.." anggota Vona yang geleng-geleng kepala.

"Kita juga enggak.." death flower yang diwakili oleh Vanya.

"Gua.." Yora berucap membuat mereka terdiam.

"Lah yang bener Ra Lo pacaran sama Atlas.." ucap Vona.

"Dulu tapi sekarang enggak.." ucap Yora.

"Udah jangan marah dulu mungkin ada sebabnya lanjutkan ke teka-teki kedua.." Vanya menenangkan keadaan agar tak adu cekcok.

"Gak ah gua mau balik..." Vona yang meninggalkan tempat itu.

"Sorry.." suara Yora pada semuanya.

"Hah yaudah kita balik dulu ya kekelas nanti dilanjutkan.."

"Iya.."

"Cil balik kelas.." Vanya menarik tangan Luna.

"ih kak Anya iya ini Luna balik.."

Kelas tersebut kembali sunyi dengan tatapan mata dari teman Yora mereka hanya bisa pasrah itu juga udah takdir pikir mereka.

Ditempat yaitu ruang osis telah terdapat Alfa yang dengan tatapan dingin menatap gerak-gerik seseorang dan yang lainnya.

Raung Osis berada dilantai paling atas jadi bisa melihat siapa pun yang ingin dilihat.

"Diam seperti cupu bergerak menghancurkan sekolah.." Ujar Alfa menatap kearah seseorang.

"Bergerak membantai sekolah diam di-bully satu sekolah.." lanjutnya.

"Berapa nyawa yang akan diambil oleh dia.."

"Gw yakin gak banyak cumn beberapa aja setelah hasrat psikopat dia hilang maka ga ada nyawa lagi.." Ucap Riel pada Alfa.

"Gua tau itu tapi kapan teror itu kalo bukan karena gua tau siapa orang dibalik semua ini mungkin gua gak bakal bergerak.." Alfa menatap hambar kearah jendela.

"Kita lihat aja Al dua sampai tiga hari lagi akan ada membantaian satu sekolah dan mereka akan jadi korban kita gak bisa ikut campur itu bukan urusan kita kalo Luna belum mampu menjadi yang baik maka pasti dia turun tangan ,tapi kalo Luna sudah bisa diakui sebagai tokoh utama maka pembantaian itu tidak akan terjadi namun satu kata Al gadis yang kita pantau dari awal dia masuk ,seperti punya ambisi ingin menghancurkan sesuatu tapi saat dicari kita gak nemuin apa-apa takutnya dia mau ganggu tokoh utama nya kalo sampai itu terjadi maka pembantaian pasti akan terjadi.." jelas Riel panjang lebar karena ia juga tak mau ada korban jiwa dari permainan ini.

Entah mengapa para anggota OSIS nampaknya mengetahui sesuatu tapi mereka malah diam walau mereka tau jika akan ada nyawa yang hilang nantinya.

Di lain tempat...

Rumah yang megah layaknya istana dan taman yang luas menjadi ciri has dari mansion milik seseorang yang tengah asik dengan kegiatannya yaitu bermain game.

Ia tengah fokus pada gamenya Sampai tak sadar jika seseorang muncul dibelakangnya.

"Woi.." teriak orang tersebut.

"Anj apa asu.."

"Slow pren gua cuman mau main.."

"Tumben.."

"Besok kita sekolah.."

"Terus.."

"Serius anj besok sekolah dan akan ada Dimana hari itu.."

"Gua gak nunggu nyawa orang hilang tapi nunggu dia diakui biar ga ada yang nyawa hilang.."

"Bener juga tapi emang mereka sadar.."

"Kayaknya belum.."

"Moga aja sadar karena kalo belum sadar pasti bakal terjadi hal yang gak diinginkan.."

"Maka dari itu doa biar ga ada yang mati.."

"Ya gua tau.."

"Btw ngepet ga.."

"Gak ogah.."

"Njim yaudah ayok main game aj.."

"Kadang menjadi terbaik itu sulit.." ucap gadis yang tadi didatangi oleh temannya.

"Iya.." temannya yang hanya fokus pada game.

"Moga besok mereka sadar.."

"Iya.."

"Iya mulu loh.."

"Iya.." masih saja fokus pada game.

"Besok selama sebulan Lo bayarin kemauan gua.." dengan cerdiknya karena temannya mengatakan iya gadis itu malah mengerjainya.

"Iya.." masih belum sadar.

"Eh..anj gak mau ogah.." lanjutnya.

"Oh gak bisa nolak dong Lo udah hilang iya.."

"Asu.."

"Hahaha..."

Bersambung...

ANTAGONIS X PROTAGONIS [ Hiatus ]Where stories live. Discover now