MOS Hari Ketiga

3.7K 604 24
                                    

Raka berjalan mendekati kepala sekolah. Ia langsung menundukkan kepalanya sedikit untuk menyapa pria paruh baya itu.

"Ada apa, Raka?" Tanya kepala sekolah.

"Saya cuma ingin menyapa bapak saja." Jawab Raka.

"Begitu. Bagaimana kesan kamu setelah mengikuti masa MOS dihari ketiga ini?"

"Biasa saja."

"Apa.. ada yang menggangu kamu?"

Raka diam mendengar pertanyaan kepala sekolah. Tiba-tiba, ia teringat dengan seorang anak perempuan aneh yang selalu mengganggunya beberapa hari ini. "Tidak."

"Baiklah kalau begitu. Kalau ada apa-apa, kamu bisa memberitahu saya."

Raka menganggukkan kepalanya. Ia langsung berpamitan dan langsung pergi kembali kelapangan.

"Katanya, ada anak pemilik sekolah yang ikut MOS sama kita."

"Masa iya?"

"Iya. Tadi, aku dengar dari kakak-kakak OSIS lagi cerita."

"Siapa orangnya? Cowok atau cewek?"

"Katanya sih, cowok."

"Ganteng gak?"

"Kalau itu, gue gak tahu."

"Katanya, harus hati-hati sama anak pemilik sekolah."

"Kenapa?"

"Takutnya, kita langsung dikeluarin kalau punya masalah sama dia."

Raka mendengus mendengar bisikan-bisikan itu. Ia hanya diam dan mendengarkan beberapa siswi yang membicarakannya secara tidak langsung.

"Jadi anak pemilik sekolah aja bangga." Ucap Ale tiba-tiba disebelah Raka.

Mendengar suara cempreng yang beberapa hari ini selalu mengganggunya, ia langsung menoleh kesamping. Ia menatap tajam Ale yang berbicara seperti itu kepadanya.

"Apa?" Tanya Ale.

"Apa maksud omongan lo?" Tanya Raka balik dengan nada dingin.

Bukannya menjawab, Ale malah menghitung berapa kata yang keluar dari mulut Raka.

"Satu, dua, tiga, empat. Wehh!! Empat coy!!! Gila!!!" Heboh Ale.

Setelah itu, dia tertawa sendiri sambil mesem-mesem tidak jelas. Ale langsung menggeser duduknya hingga berdempetan dengan Raka, yang merasa risih akibat tingkahnya.

"Ganteng, lo percaya sama apa yang mereka gosipin tadi?"

"Hmm."

"Yaelah! Ngapain lo percaya! Anak pemilik sekolah juga manusia!"

"Yang bilang dia anak ayam siapa?"

Mendengar pertanyaan Raka, Ale tertawa kembali. Ia spontan memukul-mukul punggung Raka dengan sekuat tenaga. "Bisa ngelawak juga lo!"

Raka meringis memegang punggungnya. Ia menatap Ale dengan tatapan gak percaya. Bagaimana bisa, seorang anak perempuan yang masih kecil, bisa mempunyai kekuatan besar seperti banteng yang sedang mengamuk?

"Eh tapi, gue serius lho. Ngapain takut sama anak pemilik sekolah." Sambung Ale kembali.

"Kenapa?"

"Ck, ngapain takut! Dia manusia, gue juga manusia! Dia makan nasi, gue juga makan nasi! Terus, apa yang harus ditakuti coba!"

"Oh ya?"

"Ya iyalah! Masa ya iya dong!"

"Selamat pagi, Den Raka. Tuan sudah menunggu anda diruang yayasan untuk memperkenalkan anda dengan seluruh guru dan staff sebagai anak pemilik sekolah ini." Ucap asisten papa Raka yang sudah berdiri disampingnya.

My Ale! (Side Story Of Raka)Where stories live. Discover now