Pejantan Tangguh

2.1K 364 18
                                    

Deni senyum-senyum sendiri saat duduk didepan pintu kelas. Ia menggigit-gigit ujung kuku jarinya karena merasa gemas. Sementara Nesa, ia dibuat bingung dengan tingkah aneh Deni yang menurutnya menyeramkan.

"Menyeramkan." Ucap Nesa.

"Apanya yang menyeramkan?" Tanya Deni tanpa melihat Nesa.

"Lo!"

"Gue?"

Deni menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya. Ia langsung menoyor kening Nesa dengan jari telunjuknya dan menatap sinis gadis itu.

"Lo yang menyeramkan!" Kesal Deni.

"Apaan lo?! Jelas-jelas yang cengar-cengir gak jelas dari tadi itu lo!" Ucap Nesa ngegas.

"Biasa aja itu congor!"

"Tangan lo juga biasa aja! Bau jigong!"

"Ih! Sembarangan lo!"

Ale menatap bingung kedua temannya dari jauh. Ia berjalan mendekati Deni dan Nesa didepan pintu kelas untuk melihat secara langsung apa yang membuat kedua temannya ribut.

"Lo berdua kenapa?" Tanya Ale.

"Nesa tuh! Ngeselin!" Adu Deni.

"Dih! Lo tuh yang menyeramkan!" Balas Nesa tak mau kalah.

Ale menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia hanya diam dan mengangguk-angguk saja sambil menikmati keributan ini.

"Awas lo!" Teriak Deni.

"Idih! Siapa juga yang mau dekat-dekat sama lo!" Jawab Nesa.

"Gue menikmati keributan yang indah ini." Ucap Ale.

Deni mendorong pundak Nesa. Ia mendekati Ale dan merangkul pundak gadis itu untuk membisikkan sesuatu. "Le, lo deketkan sekarang sama, kak Alice?"

"Alis? Kenapa emangnya?" Tanya Ale bingung.

"Lo kenapa malah nanyain, Kak Alice?" Sambung Nesa yang ikut bingung.

"Sini lo berdua."

Ale dan Nesa mengikuti perkataan Deni. Mereka bertiga saling merangkul untuk mendengar perkataan yang akan diucapkan oleh Deni dan terlihat sangat serius.

"Gue suka sama, Kak Alice. Comblangin gue sama dia dong." Ucap Deni.

Satu detik..

Dua detik..

Tiga detik..

"Hahahaha!"

Ale dan Nesa langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Deni. Mereka berdua melepaskan rangkulannya dan malah memukul-mukul tubuh Deni dengan kuat.

"Ih! Sakit!" Keluh Deni.

"Dia? Suka sama, Kak Alice?" Tanya Nesa sambil terus tertawa.

"Mustahil!" Jawab Ale yang juga ikut tertawa.

Deni memanyunkan bibirnya. Ia menatap kesal Ale dan Nesa. Lalu, ia berjalan pergi meninggalkan kedua temannya itu yang kini sudah mengehentikan tawanya disaat ia pergi.

"Den!" Panggil Ale.

"Susul, Le." Ucap Nesa.

Ale dan Nesa berlari mengejar langkah Deni. Mereka berdua agak kesusahan mengejar laki-laki itu yang tampak kesal mendengar perkataan mereka.

"Den!" Panggil Ale.

Deni menghentikan langkahnya. Ia menatap kesal Ale dan Nesa bergantian. "Apa?!"

"Lo marah?" Tanya Nesa.

My Ale! (Side Story Of Raka)Where stories live. Discover now