Gila

3.2K 580 153
                                    

Raka duduk manis didalam kelasnya. Ia memilih menghabiskan waktu istirahat dengan membaca buku yang ia beli kemarin. Sebenarnya, alasan dia menghabiskan waktu istirahat didalam kelas untuk menghindari Ale. Ia masih merasa sangat kesal dengan kejadian beberapa minggu yang lalu, waktu gadis itu pingsan dan digendong oleh Juna.

Raka masih fokus dengan buku yang ia baca. Didalam hati, ia sudah menggerutu karena sangat lapar menunggu Yogi kembali dari kantin. Ia menitipkan makanan dan minuman kepada temannya itu, saat ia menolak untuk pergi kekantin. Namun, fokusnya membaca perlahan hilang saat mendengar suara cempreng yang perlahan datang mendekatinya dengan bernyanyi.

"Cintaku klepek-klepek sama dia
Sayangku klepek-klepek sama dia
Oh, cintaku klepek-klepek sama dia
Sayangku klepek-klepek sama dia."

Ale datang memasuki kelas Raka sambil bernyanyi dan berjoget mendekati laki-laki itu. Dia tersenyum lebar ketika melihat wajah Raka yang semakin hari semakin menawan.

"Kiw! kiw! Ganteng." Panggil Ale.

Ale langsung duduk disebelah kursi Raka. Ia merapikan rambutnya dan membersihkan matanya agar tidak ada kotoran yang menempel disana. "Ganteng, lagi baca apa?"

Fokus dan konsentrasi Raka langsung buyar. Ia menghela nafas ketika gadis cantik bersuara cempreng itu selalu mengganggunya. Tapi, tunggu dulu. Apa barusan, ia mengatakan gadis bersuara cempreng itu cantik? Tidak! Dia itu aneh! Bukan cantik! Terlebih, dia itu barbar!

"Ganteng? Ganteng kenapa? Kok geleng-geleng kayak orang lagi mabok?" Tanya Ale.

Raka langsung menghentikan kepalanya yang ia geleng-gelengkan. Lalu, ia menatap datar Ale dengan wajah penuh kekesalan.

"Gila." Gumam Raka.

"Hah? Gila? Siapa yang gila?" Tanya Ale bingung.

"Cempreng." Desis Raka.

"Lah? Apa hubungannya cempreng sama gila?"

"Jauh-jauh."

"Ih! Kok gitu sih? Kan, gue kangen sama lo."

Raka memejamkan matanya menahan kekesalannya. Ia kembali membuka mata dan kembali membaca bukunya yang sempat terhenti.

"Baca apa?"

Kan! Gadis barbar yang aneh dengan suara cempreng itu selalu mengganggunya! Raka langsung menutup kasar bukunya dan menatap tajam gadis itu.

"Jangan ganggu gue." Desis Raka.

"Ganggu apa? Kan, gue cuma nanya." Jawab Ale santai.

"Kel- mau ngapain lo?!"

Raka langsung panik ketika Ale mendekatkan wajahnya. Ia memundurkan tubuhnya kebelakang dan terbentur dinding yang ada disebelahnya.

"Mulus banget sih, kulit wajahnya? Mana putih banget." Ucap Ale menatap lekat wajah Raka.

"Hah?" Ucap Raka bingung.

"Good looking banget! Ya ampun!"

"Gila!"

"Eitz! Jangan noleh dulu!"

Tubuh Raka langsung mematung ketika Ale menahan wajahnya dengan kedua tangannya. Ia melebarkan matanya ketika gadis itu semakin mendekatkan wajahnya kedepan.

"Mancung banget!" Puji Ale.

"Lepas!"

"Tunggu dulu! Ih!"

Wajah Raka sudah memerah karena merasa gugup. Ia dapat melihat dengan jelas wajah gadis itu yang sangat dekat dengan wajahnya. Bahkan, ia bisa melihat dengan detail bentuk wajahnya yang mungil dan sangat cantik itu. Dan, telapak tangannya yang sangat halus.

My Ale! (Side Story Of Raka)Where stories live. Discover now