Jadi Model Sampul Majalah?

2.3K 456 20
                                    

Hari kedua ujian kenaikan kelas dimulai. Para murid mulai mengeluarkan alat tulisnya masing-masing keatas meja saat soal ujian dibagikan. Tak lupa, mereka semua mengumpulkan tas kedepan kelas agar tidak terjadi kecurangan saat mengisi soal-soal itu.

Raka duduk terdiam melihat soal diatas mejanya. Ia tidak fokus mengerjakan soal ujian dan malah sibuk melihat kebelakang. Disana, ia melihat Ale yang dengan santai mengerjakan soal ujiannya tanpa melihat kanan dan kiri.

"Gue harus gimana?" Batin Raka bertanya-tanya.

"Raka, ada yang mau kamu tanyakan?" Tegur guru pengawas.

"Tidak, Bu." Jawab Raka.

"Kenapa kamu terus menghadap kebelakang?"

Raka hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan guru pengawas. Ia hanya mengucapkan kata maaf kepada guru itu. Lalu, ia mulai mengambil pulpen dan mengerjakan soal-soal ujian yang membuatnya mulai fokus kembali.

Dari belakang tubuh Ale, Deni memainkan pulpennya saat melihat Raka yang sedari tadi terus melihat Ale. Ia terkikik sendiri karena melihat raut wajah Raka yang seperti ingin membuang air.

"Makan tuh dicuekin." Gumam Deni.

Lalu, Deni kembali mengerjakan soal-soalnya dan sesekali menoel punggung Ale untuk meminta jawaban. Dengan hati-hati, Ale menunjukkan jawabnya kepada temannya itu.

"Den, gue duluan ya." Bisik Ale.

"Tunggu didepan ya, gue masih sisa sepuluh soal lagi." Jawab Deni ikut berbisik.

"Siipp!"

Ale membereskan alat tulisnya. Ia memasukkan alat tulis itu ke laci meja. Dengan perlahan, ia berjalan kedepan dan mengumpulkan soal dan jawaban ujiannya.

Melihat Ale yang sudah selesai mengerjakan soal ujiannya, Raka pun ikut mengumpulkan soal dan jawaban ujiannya dengan buru-buru. Ia membiarkan alat tulisnya diatas meja dan mengikuti kemana Ale pergi.

"Ehem." Dehem Raka.

Raka berdehem didepan Ale. Ia melihat gadis itu yang hanya diam sambil menatap lapangan yang sepi. Raka menghembuskan nafasnya, ia duduk disebelah Ale dan ikut melihat kearah lapangan.

Keduanya hanya saling diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ale tidak terusik dan heboh seperti biasa saat Raka duduk disebelahnya.

"Tumben diam." Ucap Raka.

Raka menunggu jawaban dari Ale. Ia menggeser posisi duduknya lebih dekat dengan gadis itu.

"Gue-"

Raka tidak melanjutkan perkataannya karena Ale langsung berdiri dan pergi meninggalkannya. Raka terdiam ditempatnya melihat perubahan Ale yang sangat jauh berbeda dari biasanya.

Yogi datang menghampiri Raka. Ia menepuk bahu temannya itu dan tertawa kecil melihat tingkahnya.

"Cewek kalo lagi marah emang gitu." Ucap Yogi.

"Maksud lo?" Tanya Raka.

"Minta maaf sana."

"Untuk apa?"

"Atas sikap lo kemaren."

Yogi terus melihat keterdiaman Raka. Ia merangkul bahu Raka dan membisikkan sesuatu. "Ganti ponselnya yang udah lo rusak kemaren."

"Ganti?" Tanya Raka.

"Iya, lo bisa minta maaf dengan cara ganti ponselnya."

Raka tersenyum kecil mendengar perkataan Yogi. Ia berdiri dan hendak berjalan.

My Ale! (Side Story Of Raka)Where stories live. Discover now