Heboh Sembriwing!

1.8K 367 12
                                    

Azka dan Widya menganga melihat Raka berjalan masuk kedalam rumah sambil menggendong Ale dibelakang punggungnya. Ia meminta Azka dan Widya untuk menyuruh kedua orangtua Ale datang kerumah menjemput anak mereka nanti.

"Aka, kamu ngapain nyulik anak orang?" Tanya Azka.

"Iya, kamu gak apa-apain dia kan, Nak?" Sambung Widya.

"Ale sakit, Ma, Pa. Dirumah cuma ada Bibi, sedangkan orangtuanya lagi diperjalanan pulang." Jawab Raka.

Widya mendekati Raka, ia memegang kening Ale dan meringis karena panas tubuh Ale sangat tinggi saat ia menyentuhnya. "Ale udah ke Dokter?"

"Tadi udah kata Bibi nya, Ma."

"Pa, telepon Adit. Suruh dia sama Alin langsung kesini kalo udah sampe."

Azka masuk kembali kedalam mengambil ponselnya diatas meja makan. Ia mengetik pesan untuk mengabari Adit, jika Ale sedang berada dirumahnya. "Udah, Ma. Aka, bawa masuk Ale kekamar, Ara."

Raka berjalan masuk melewati kedua orangtuanya. Ia menaiki tangga dan sesekali membenarkan tubuh Ale yang merosot kebawah punggungnya.

Sedangkan Azka dan Widya, mereka mengikuti Raka dari belakang. Awalnya, mereka sudah bersiap-siap untuk pergi melihat lokasi proyek bisnis baru mereka. Namun, saat baru selesai makan, tiba-tiba Raka datang dan membawa seorang gadis yang sangat mereka kenal dibalik punggungnya.

"Aka, pintu kamar Ara biar mama- loh?! Kok dibawa ke kamar kamu?!" Kejut Widya.

"Sabar dulu, Ka! Tahan beberapa tahun lagi!" Celetuk Azka.

Raka menghela nafasnya mendengar perkataan kedua orangtuanya. Ia menghentikan langkahnya dan berbalik untuk memberikan penjelasan.

"Kamar Ara pasti masih berantakan. Biar dikamar Aka aja." Ucap Raka.

Mendengar itu, Widya langsung membuka pintu kamar Ratu. Ia meringis karena perkataan Raka memang benar adanya, jika kamar Ratu masih sangat berantakan. Lalu, ia berjalan mendekati kamar Raka dan membuka pintunya.

"Hati-hati, Sayang." Ucap Widya.

Raka menurunkan Ale dengan hati-hati diatas kasurnya. Ia merenggangkan punggungnya yang terasa pegal setelah meletakkan Ale dikasur. Kemudian, ia berjalan ke lemari pakaian untuk mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian rumah.

"Ma, Papa aja yang pergi ya. Mama dirumah aja temani Ale dan Aka." Ucap Azka.

"Iya, Pa. Hati-hati, telepon Mama kalo udah sampe ya." Jawab Widya.

"Kalo gitu, Papa pergi dulu, Ma."

Azka mencium kening Widya sebelum pergi. Ia tertawa melihat Raka yang berdiri didepan pintu kamar mandi sedang memperhatikan dirinya. Lalu, ia mendekati anak laki-lakinya itu dan juga mencium puncak kepalanya sebelum keluar dari dalam kamar.

"Sayang, Mama ke dapur dulu ya. Mama mau masak bubur untuk Ale." Ucap Widya.

"Iya, Ma." Jawab Raka.

"Kalo Ale udah bangun, panggil Mama. Kamu ada bawa obatnya Ale, kan?"

"Ada, Ma."

"Ya udah, Mama keluar dulu."

Raka menganggukkan kepalanya menjawab perkataan Widya. Ia melihat pintu kamarnya sudah tertutup setelah Widya keluar dan menoleh melihat Ale. Berjalan mendekati kasur, Raka menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Ale yang sedikit menggigil.

***

Ratu menatap Raka dengan intens. Ia tak sedikitpun berkedip karena kakak laki-lakinya itu hanya diam dan tidak terusik sedikitpun ditatap seperti itu olehnya.

My Ale! (Side Story Of Raka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang