Gempar

2.4K 451 28
                                    

Hari terakhir ujian si SMP Cakrawala digemparkan dengan kemunculan wajah tampan Raka disampul majalah remaja yang sedang populer. Para murid berbondong-bondong membawa majalah yang dihiasi dengan wajah datar dan dingin Raka.

"Ini Raka? Ganteng banget!"

"Pesonanya luar biasa!"

"Mau gue pajang didinding kamar gue!"

"Disekolah kita ada artisnya!"

"Berdamage!"

"Keren!"

"Makin ngefans gue sama, Raka!"

Ale hanya diam mendengarkan perkataan murid-murid yang heboh melihat wajah Raka. Ia memutar bola matanya begitu mendengar jika mereka ingin membuat fans club untuk laki-laki itu.

"Lebay, Cyin!" Teriak Deni.

"Cem betol kaleee!" Sambung Nesa.

"Alay lo berdua!" Ejek Ale.

"Ale!!!""

Nesa dan Deni meneriaki Ale. Mereka langsung memukul-mukul lengan Ale karena gadis itu malah tertawa melihat kekesalan mereka.

"Gak tau diri lo!" Kesal Nesa.

"Tau tuh! Udah dibelain!" Sambung Deni.

"Emang gue minta?"

"Astaga!!!"

Nesa dan Deni langsung berlari mengejar Ale yang melarikan diri. Mereka bertiga berlari kejar-kejaran disepanjang koridor tanpa perduli tatapan sinis dan bingung para murid yang ada disekitar sana.

"Kejar gue anak manis!" Ejek Ale.

"Serbu!!!" Teriak Nesa dan Deni.

Ale tertawa terbahak-bahak melihat kedua temannya yang masih kekeh mengejar dirinya dengan wajah kesal. Ia tidak fokus melihat kedepan dan sibuk melihat kebelakang mengawasi pergerakan kedua temannya.

Bruk!

Ale terjatuh karena menabrak seseorang dari depan. Ia meringis memegangi bokongnya yang terasa sakit menghantam ubin lantai.

"Aduh." Ringis Ale.

Ale berhenti meringis ketika melihat sebuah tangan terulur dihadapannya. Ia terdiam ketika melihat tangan itu yang sudah sangat ia hafal dari jam tangan yang selalu orang itu gunakan.

"Bangun." Ucap Raka.

Raka menatap Ale. Ia terus mengulurkan tangannya dihadapan Ale, meskipun belum juga diterima oleh gadis itu.

Tak!

Ale menepis tangan Raka, ia segera berdiri dan menepuk-nepuk bokongnya. Lalu, ia segera berbalik dan pergi meninggalkan Raka dengan tangannya yang masih terjulur meskipun sudah ia tepis.

"Raka." Panggil Tari.

Raka menoleh kebelakang saat Tari memanggilnya. Ia menarik tangannya yang masih terjulur saat gadis itu hendak meraihnya.

"Ada apa?" Tanya Raka.

"Ajarin aku materi ujian terakhir nanti ya. Soalnya aku belum terlalu paham." Jawab Tari.

"Gue sibuk."

"Tolong banget, Ka."

"Tidak.

Tari menggigit bibirnya mendengar perkataan Raka. Ia meremas rok sekolahnya karena merasa kesal telah ditolak oleh Raka.

Setelah itu, Raka berjalan meninggalkan Tari dengan bisik-bisik para murid yang melihatnya. Lalu, sebuah suara dari arah depan membuat Tari tertunduk karena merasa malu.

My Ale! (Side Story Of Raka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang