Jadian

2.8K 453 47
                                    

Deni menatap garang Yogi dan Raka. Ia membawa sapu yang ada didalam kelasnya dan menunjuk mereka berdua dengan ujung sapu.

"Kan! Apa gue bilang!" Gerutu Yogi.

"Lawan." Suruh Raka.

"Lo aja sana!"

"Percuma ada lo."

"Lo kira gue pawang macan?!"

Melihat kedua anak laki-laki itu masih sibuk berdebat, Deni menjadi semakin kesal. Ia memukul-mukul Yogi dan Raka karena tidak tahan melihatnya yang masih berdiri didepan pintu kelasnya.

"Rasain lo!" Teriak Deni.

"Aw! Ampon!" Pekik Yogi.

"Gila!" Teriak Raka.

"Bonyok lo berdua!"

Deni memukul mereka berdua dengan membabi buta. Ia tidak perduli jika Raka adalah anak pemilik sekolah. Yang ada dipikirannya saat ini, dirinya harus mengusir kedua anak ini pergi sekarang juga.

Sedangkan Raka, ia menahan pukulan itu agar tidak mengenai wajahnya. Ia melirik kedalam kelas dan tidak melihat Ale ada didalam sana.

"Kala ku pandang kerlip bintang nun jauh di sana. Aseeekkk!!!" Nyanyi Ale.

Mendengar nanyian Ale yang baru datang dan ingin masuk kedalam kelas, Yogi langsung menarik pergelangan tangan Ale. Ia mengkode Raka agar segera kabur dan pergi kebelakang gudang sekolah sekarang.

"Apaan nih?!" Histeris Ale.

"Lo ikut aja, Le! Demi keamanan nyawa gue!" Jawab Yogi.

"Pelan-pelan! Tangan gue nanti gak sembriwing lagi!"

"Bacot lo, Le! Diem aja udah!"

Ale mencibir Yogi mendengar perkataannya. Ia hanya diam mengikuti langkah laki-laki itu kebelakang gudang belakang sekolah dan masuk kedalamnya. Setelah masuk, ia melihat Raka yang sudah menunggu didalam sana sambil tersenyum cerah.

"Nih! Gue tunggu diluar!" Ucap Yogi.

"Jangan, tunggu aja disitu." Cegah Raka.

"Apaan sih?" Bingung Ale.

Raka berjalan mendekati mereka berdua. Ia berdiri didepan Ale dan menghembuskan nafasnya karena merasa grogi.

"Le, hmm.. itu." Ucap Raka grogi.

"Itu? Apa?" Tanya Ale bingung.

"Gi, hadap belakang." Suruh Raka.

"Ck! Iya! Bawel banget!" Kesal Yogi.

Setelah mendengar itu, Raka mengusap tengkuknya. Ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan dan kembali menatap Ale setelah tenang.

"Le-"

"Apaan?!" Potong Ale kesal.

"Dengerin dulu." Jawab Raka.

"Cepetan!"

"Kamu-"

"Iya! Gue kenapa?!"

Raka berdecak mendengar perkataan Ale yang selalu memotong perkataannya. Ia memegang kedua pundak Ale dan menatapnya sambil tersenyum.

"Le, kamu mau jadi pacar aku?" Tanya Raka.

Mendengar perkataan Raka, tubuh Ale langsung menegang. Ia menatap terkejut laki-laki itu dan menutup rapat mulutnya.

"Le, kamu mau jadi pacar aku?" Ulang Raka.

"Ck! Jawab aja iya! Lama banget!" Celetuk Yogi gregetan.

Ale mengedipkan matanya mendengar perkataan Yogi. Ia menelan salivanya sendiri dengan perlahan dan menghembuskan nafasnya untuk mengatur ritme jantungnya yang berdetak sangat kencang.

My Ale! (Side Story Of Raka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang