Seharian Bersamamu

1.1K 217 7
                                    

Ale menguap lebar begitu keluar dari dalam kamarnya. Ia baru saja dipaksa bangun oleh Adit karena ada Raka yang menjemputnya pagi-pagi sekali untuk pergi jalan-jalan.

"Bisa-bisanya Papi bangunin gue pake acara cabut bulu hidung segala! Kan sakit!" Kesal Ale.

Ia berjalan menuruni anak tangga satu persatu dengan mata yang masih tertutup. Bagaikan bisa melihat, Ale dengan santai berjalan tanpa takut jatuh dari anak tangga menuju ke ruang makan.

"Oi! Bocah! Mandi sono lo!" Teriak Adit.

"Makan dulu, Pi. Laper." Jawab Ale.

"Gak malu lo ketemu Caman tapi masih bau jigong!"

"Ehem."

Alin berdehem mendengar perkataan Adit. Ia menatap tajam suaminya itu yang kini sudah kembali memakan sarapannya dengan manis.

"Raka, makan yang banyak ya." Ucap Alin.

"Iya, Tante." Jawab Raka.

"Ck! Kok Tante sih?!"

"Trus, saya harus manggil apa?"

"Panggil Manis dong!"

"Manis?"

Uhuk! Uhuk!

Adit tersedak makanannya sendiri begitu mendengar Raka memanggil istrinya seperti itu.

"Apaan lo nis, nas, nis! Bini gue itu!" Protes Adit.

"Manis yang nyuruh." Jawab Raka.

"Apaan! Gatel banget lo jadi bocah!"

"Gatel digaruk, Paul."

"Sini lo gue garuk pake linggis!"

Ale menggelengkan kepalanya melihat pertengkaran Adit dan Raka. Ia menoel lengan Alin dan menatapnya yang duduk disebelahnya.

"Emang, Manis artinya apaan, Mi?" Tanya Ale penasaran.

"Mami Manis dong!" Jawab Alin.

Ale menganga mendengar jawaban Alin. Ia langsung meletakkan kepalanya diatas meja makan karena merasa prihatin sendiri memiliki orangtua yang mempunyai panggilan aneh untuk Raka.

"Gini amat punya bonyok terlalu gaul!" Gerutu Ale.

Sedangkan Raka, ia menatap Adit sambil memakan nasi gorengnya. "Tuh, Paul. Artinya Mami Manis."

"Lah?! Emang bini gue manis!" Jawab Adit sewot.

Memilih tak ikut sarapan bersama, Ale kembali naik ketas dan masuk kedalam kamarnya. Lebih baik, ia segera mandi dan bergegas pergi jalan-jalan agar otaknya merasa tenang.

Setelah selesai, Ale kembali turun kebawah dan mengajak Raka untuk pergi. Tak lupa, ia menyalami tangan Adit dan Alin untuk meminta izin.

"Kita mau kemana?" Tanya Ale.

"Gak tau." Jawab Raka.

"Kok gak tau?!"

"Ke taman, mau?"

"Ya udin! Yuk lah!"

Raka tersenyum mendengar perkataan Ale. Ia membuka pintu belakang mobilnya dan menyuruh Ale masuk duluan. Selama diperjalanan, Raka hanya diam. Ia menatap keluar jendela dan tidak mau melihat Ale.

Sesampainya ditaman, Raka turun duluan dan membantu Ale turun dari dalam mobil. Ia menggandeng tangan Ale untuk mengajaknya duduk disalah satu kursi taman.

"Berasa pergi sama patung gue!" Kesal Ale.

"Gitu amat ngomongnya." Jawab Raka.

"Ya abis, dicuekin mulu dari tadi!"

My Ale! (Side Story Of Raka)Where stories live. Discover now