GAK MUNGKIN!

3.1K 492 72
                                    

Ale menggeledah isi lemari pakaiannya untuk ia susun kedalam koper. Ia memilih baju-baju santai dan celana pendek agar dirinya tidak ribet saat jalan-jalan.

"Lalalalala! Jelong-jelong!" Nyanyi Ale.

"Yuhuuu! Ucap Adit.

Adit masuk kedalam kamar Ale sambil bergoyang. Melihat itu, Ale memutar kedua bola matanya karena merasa geli.

"Papi kalo masuk, ketok pintu dulu!" Kesal Ale.

"Ketok magic kali ah." Ejek Adit.

"Tau ah! Males sama, Papi!"

"Sok-sokan males lo! Gak inget yang belain lo siapa tadi disekolah?!"

"Jadi, Papi gak ikhlas belain, Ale?!"

"Kalo gak ikhlas, gak gue cetak lo kedua fana ini!"

"Ih! Papi apaan sih!"

Adit tertawa melihat kekesalan Ale. Ia menarik pundak anaknya itu dan merangkulnya. "Kenapa gak cerita sama Papi dan Mami?"

"Males." Jawab Ale.

"Wae?" Tanya Adit.

"Gak mau nyusahin kalian."

"Ck! Gunanya lo punya orangtua apa kalo bukan untuk disusahin?!"

"Ya gak gitu juga konsepnya Bapak Adit!"

"Kontrasepsi?"

Tak!

"Aduh!"

Adit terpekik sambil memegang kepalanya saat merasakan sandal terbang dadakan. Ia langsung meringis saat melihat Alin yang memandangnya dengan mata melotot.

"Ngajarin anak yang enggak-enggak!" Berang Alin.

"Yang enggak-enggak itu gak enak, Mi. Yang enak itu yang iya-iya." Jawab Adit.

"Iya-iya Bapak lo!"

"Mertua elo dong."

"Adit!!!"

Ale menutup kedua telinganya mendengar teriakkan Alin. Ia memilih duduk diatas kasur sambil melihat penderitaan Adit yang saat ini sedang dipukuli oleh Alin.

"Ampun, Mi!" Jerit Adit.

"Rasain lo!" Teriak Alin.

"Sakit ini! Nanti si Joni gak bisa bangun lagi!"

"Joni?" Beo Ale.

Alin dan Adit langsung menoleh melihat Ale. Mereka berdua menggaruk kepalanya masing-masing karena salah tingkah.

"Joni siapa, Mi?"

"Tanya aja sama, Papi." Jawab Alin.

"Joni siapa, Pi?"

Adit berdehem sebelum menjawab pertanyaan Ale. Ia menyugar rambutnya kebelakang dan mengedipkan matanya kearah Alin. "Adik kecil."

"Adik kecil? Siapa?" Tanya Ale penasaran.

"Junior Papi."

"Junior? Kayak apa, Pi?"

"Pisang."

Mendengar perkataan Adit, Alin tersedak ludahnya sendiri. Ia menatap Ale dan langsung membantu membereskan pakaian yang akan dibawa Ale besok.

"Gak usah didengerin. Papi kamu itu stres!" Ucap Alin.

"Katanya Papi, junior itu kayak pisang. Emang ada ya, Mi?" Tanya Ale yang masih penasaran.

"Gak percayaan banget lo! Tanya aja sana sama Caman! Pasti dia tau!"

Ale langsung diam setelah mendengar perkataan Adit. Ia langsung membantu Alin mengemasi pakaiannya dan menutup kopernya sesudah selesai. Lalu, ia meletakkan kopernya didekat lemari dan kembali naik keatas kasur.

My Ale! (Side Story Of Raka)Onde histórias criam vida. Descubra agora