Bodyguard

2.6K 487 73
                                    

Ale merutuki Adit yang lebay dengan memberikannya Bodyguard untuk menjaga dirinya. Ia duduk cemberut dikursi depan mobil karena melihat wajah Bodyguard nya yang terlampau kaku dan seram. Terlebih, ia pasti tidak akan bisa lagi bergerak bebas seperti biasanya disekolah.

"Harus banget pake pawang gitu, Pi?" Keluh Ale.

"Harus! Biar mereka tau kalo lo anak siapa!" Jawab Adit berapi-api.

"Tapi lebay, Pi! Mami juga tadi bilang kan?!"

"Mami lo beda! Bukan dia yang takut sama orang, tapi orang yang takut sama dia."

"Ale aduin nih sama, Mami."

"Aduin! Paling ntar gue kekepin didalam kamar!"

"Rusak!!!"

"Pfftt."

Bodyguard itu menahan tawanya mendengar perkataan ayah dan anak itu. Namun, Bodyguard itu langsung terdiam ketika Adit menatapnya dengan tajam melalui kaca spion tengah.

"Gue gaji kalian bukan untuk tertawa." Ucap Adit dingin.

"Maaf, Tuan." Jawabnya.

"Pi. Suruh pulang aja." Keluh Ale.

"Cuma bentar doang, elah."

"Malu, Pi."

"Lo lebih malu-maluin! Anak Adit Elezar dikucilkan disekolahnya human prik!"

"Minta ampun gue!"

"Sono lo sungkem sama emak lo!"

Adit mengehentikan mobilnya dengan mendadak setelah sampai didepan gerbang sekolah Cakrawala. Ia melirik Ale dan membuka paksa seat belt nya dengan gaya tengilnya. "Turun, sekolah sana. Jangan kebanyakan alpa lo!"

"Pi.. gak mau bawa pawang!" Rengek Ale.

"Turun atau gue ratain ini bangunan sekolah sekarang!"

"Astaga Dragon! Kenapa Papi hamba seperti ini!"

"Gue produksi ulang juga lo!"

Ale didorong paksa oleh Adit keluar dari dalam mobilnya. Ia membuka kaca mobil dan melambaikan tangannya kearah anak gadisnya itu.

"Dadah! Baek-baek lo!" Ucap Adit.

"Ck!"

Ale berdecak mendengar perkataan Adit. Namun, dia tetap melambaikan tangannya sampai mobil Adit berjalan meninggalkannya.

"Cusss!" Ajak Ale.

Bodyguard itu langsung berjalan mengikuti Ale dibelakangnya. Mereka berdua menjadi pusat perhatian satu sekolahan karena melihat sosok baru yang menyeramkan bersama Ale.

"Nama Kakak, siapa?" Tanya Ale.

"Kiranti, Nona." Jawab Kiranti.

"Hah? Obat datang bulan?"

"Bukan, Nona."

"Ale!!!"

Ale mengehentikan langkahnya mendengar teriakkan Deni dan Nesa dari belakang. Ia langsung meringis karena tiba-tiba Kiranti datang dan melindunginya dengan merentangkan satu tangan.

"Menjauh." Ucap Kiranti dingin.

"L-le. S-siapa?" Tanya Deni takut.

"Pawang." Jawab Ale.

"Maaf, Tante. Kita temennya, Ale." Ucap Nesa takut-takut.

"Jangan dihalangi, Kakak. Mereka teman, Ale."

My Ale! (Side Story Of Raka)Where stories live. Discover now