Sisi Lain Ale 2

2.6K 475 51
                                    

Ale menutup matanya saat Manda menyiramnya dengan teh manis yang ada diatas mejanya. Mengepalkan kedua tangannya, Ale berusaha menahan emosinya. Ia membuka matanya dengan tatapan yang sangat tajam.

"Berani lo melanggar peraturan sekolah didepan gue?!" Bentak Alice yang ikut terbawa emosi melihat perbuatan Manda.

Ia berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Manda yang bergetar ketakutan. "Ikut gue ke Ruang OSIS sekarang!"

"M-maaf K-kak." Cicit Manda tergagu.

"Gue gak ma-"

"Heh! Poci!" Teriak Deni memotong perkataan Alice yang baru datang.

Plak!

Nesa menampar lengan Deni saat mendengar laki-laki itu menyebut nama Manda dengan sebutan poci.

"Kenapa poci sih?!" Kesal Nesa.

"Trus gue harus manggil dia apa? Cantik? Iyyuuh! Dia lebih mirip Poci yang suka loncat sana sini!" Jawab Deni ngegas.

Mendengar perkataan Deni, suasana kantin yang awalnya sepi menjadi riuh dengan berbagai macam tertawaan. Bukan karna perkataan Deni, melainkan mereka tertawa karena melihat Deni yang menirukan poci yang melompat sana sini dengan julid.

"Heh! Mangga! Lo-"

Plak!

Kali ini gantian Deni yang menampar lengan Nesa. Ia mengusap wajah Nesa karena merasa gregetan dengan gadis itu.

"Namanya Maci! Bukan Mangga!" Teriak Deni.

"Mangga dodol!" Jawab Nesa ikut berteriak.

"Kebagusan kalo Mangga! Mangga manis kayak gue!"

"Najisin, cuih!"

"Maci pokoknya!"

"Mangga dodol!"

"Maci!"

"Mangga!

"Maci!

"Emang Maci apaan sih, Den?!"

"Manda Poci!"

Srek!

Ale menarik kerah seragam Tari dengan sangat kasar. Ia menarik kerah itu dengan kuat hingga membuat Tari langsung berdiri dari posisi duduknya dibawah lantai. Ia tidak perduli dengan kedua temannya yang sedang adu mulut dan tidak memperdulikan dimana ia berada sekarang.

"Lo bisu?" Desis Ale bertanya dengan wajah memerah menahan amarah.

Bukannya menjawab, Tari malah semakin menangis dan itu membuat Ale semakin geram. "Munafik!" Teriak Ale.

Ale langsung mendorong Tari dengan cara menghempaskan kerah seragam Tari. Ia menatap nyalang gadis itu yang kini berjalan mundur karena ketakutan. Bahkan, semua murid yang ada dikantin langsung terdiam dan tidak berani melerai atau menahan Ale yang menunjukkan sisi lain dari dirinya selama ini yang selalu petakilan.

"Kenapa mundur? Yuk main." Ucap Ale dengan seringainya.

"A-ale.." sahut Tari ketakutan.

"Hhmm? Apa cantik?"

"T-tolong."

"Lontong? Atau tolong? Ngomongnya yang jelas dong."

Tari berhenti berjalan mundur karena tubuhnya sudah terbentur tembok kantin. Tubuhnya bergetar ketakutan melihat wajah dan perubahan sifat Ale yang sangat mengerikan saat ini.

"Aaa!!!"

Tari berteriak histeris ketika kerah seragamnya ditarik kembali oleh Ale. Ia menyeret Tari kembali ketempat ia sengaja menjatuhkan dirinya dan menabrak salah satu siswi yang ikut menjadi korbannya.

My Ale! (Side Story Of Raka)Where stories live. Discover now