Paul?

2.6K 482 73
                                    

Raka mendengus melihat Ale yang sedari tadi menatapnya sambil tersenyum. Ia mencoba fokus mengerjakan soal Matematika yang coba ia kerjakan dan tidak kunjung selesai. Bagaimana tidak, Ale membuatnya tidak bisa berpikir karena senyum gadis barbar ini membuatnya kehilangan fokus.

"Kak Aka." Panggil Ale.

Raka berdecak mendengar panggilan Ale. Sejak Ratu memanggil dirinya dengan sebutan kak Aka, gadis itu selalu memanggil dirinya dengan sebutan itu. Padahal, ia lebih senang dipanggil Ganteng seperti biasanya.

"Ck!"

Raka berdecak kesal karena keinginan anehnya itu. Ia menutup bukunya dan melipat kedua tangannya diatas meja. Lalu, ia menenggelamkan wajahnya di lipatan kedua tangannya itu.

"Kak Aka." Panggil Ale kembali.

"Berisik." Ucap Raka.

"Kak Aka kok gitu?"

"Berhenti panggil gue dengan sebutan itu."

"Gak mau. Kan lucu."

Setelah mengatakan itu, Ale terkikik. Ia meletakkan wajahnya diatas meja dan menatap Raka dari samping. Dapat Ale lihat, rambut Raka yang sudah mulai panjang melewati kerah belakang seragamnya.

"Rambut Kak Aka udah mulai panjang." Ucap Ale.

Ale dengan pelan memegang rambut Raka. Ia juga mengelus kepala laki-laki itu dan memainkan rambutnya dengan sesuka hati. Mendapatkan perlakuan seperti itu, tubuh Raka langsung menegang. Ia langsung mengangkat kepalanya dan menepis tangan Ale.

"Kak A-"

"Berhenti panggil gue Aka. Cuma Ara yang boleh manggil gue dengan panggilan itu." Desis Raka.

Ale memanyunkan bibirnya mendengar perkataan Raka. Ia membalikkan wajahnya yang ada diatas meja dan tidak bersuara sama sekali.

Melihat itu, Raka mengernyitkan keningnya. Ia mengintip wajah Ale dari tempatnya dengan sedikit berdiri.

"Dia marah?" Batin Raka.

Raka kembali duduk dan melihat kedepan saat Ale kembali membalikkan wajahnya menghadap dirinya.

"Kalo gue gak boleh manggil Kak Aka. Berarti gue manggil Kaka boleh dong!" Seru Ale.

"Kaka?" Beo Raka.

"Iya! Kaka! Singkatan dari nama lo, Raka!"

"Stres." Ucap Raka.

Namun, bibirnya sudah berkedut ingin tersenyum. Ia menahan senyumnya dan menggigit pipi dalamnya agar senyum itu tidak terlihat dimata Ale.

"Kaka, liburan kenaikan kelas nanti mau kemana?" Tanya Ale.

Raka diam tidak menjawab pertanyaan Ale. Ia merapikan buku-bukunya dan ia masukkan kedalam tas.

"Yah, kok malah diem sih?" Ucap Ale merajuk.

"Berisik. Gue mau pulang." Jawab Raka.

"Kok pulang?"

"Udah lebih dari satu jam lo nahan gue, sejak bel pulang berbunyi."

Ale langsung melihat jam dipergelangan tangannya. Ia menyengir karena memang benar, sejak bel pulang berbunyi, ia menahan Raka pulang dan duduk dengannya didalam kelas laki-laki itu.

"Anterin gue pulang ya, Ka!" Ucap Ale semangat.

"Males." Jawab Raka.

"Yah, kok gitu sih?"

"Mana kendaraan keramat lo?"

"Di Museum kan sama Mami."

"Di Museum kan?"

My Ale! (Side Story Of Raka)Where stories live. Discover now