Terbongkar

2.9K 490 117
                                    

Pintu ruang Kepala Sekolah terbuka lebar. Adit mengerjapkan matanya penasaran karena sejak pintu itu terbuka, tak satupun ada orang yang muncul dari balik sana. Memangku kedua tangannya diatas paha, Adit dengan iseng menghitung kedatangan orang yang menjadi pusat perhatian mereka saat ini.

"Satu, dua, tiga!"

"Aaaa!!!"

Adit langsung terkejut mendengar teriakkan itu. Ia menganga ketika melihat sosok kemayu dengan wajah tampan yang berteriak histeris sambil melompat-lompat kecil karena merasa gembira.

"Ih! Gue udah bisa nguasai teknik tendangan yang diajarin sama, Kak Juna!" Pekik Deni.

"Duh! Keren banget sih!" Sambung Alice sambil mencubit kedua pipi Deni dengan gemas.

Ale memegang kepalanya melihat kelakuan Deni dan Alice. ia menghela nafas karena disaat seperti ini, temannya itu masih bisa menjadi manusia setengah jagoan dan setengah bucin.

"Romantis sekaleeee!!!" Teriak Adit sambil bertepuk tangan heboh.

Alin langsung memukul paha Adit karena merasa malu. Ia menyuruh suaminya itu diam dan mengikuti saja alur yang akan terjadi berikutnya.

"Maaf semuanya." Ucap Nesa meringis.

"Kalian ini apa- Pak Azka, Bu Widya, masuk dulu."

Kepala Sekolah tidak jadi memarahi anak didiknya itu. Ia terkejut begitu melihat Azka dan Widya tiba-tiba muncul dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya, jika mereka akan datang hari ini.

"Keren! Gak sia-sia kamu belajar disekolah ini." Puji Azka.

"Makasih, Om!" Girang Deni.

"Yuk, masuk." Ajak Widya.

Azka dan yang lain masuk kedalam ruangan Kepala Sekolah. Ketiga teman Ale berjalan dan berdiri disampingnya. Lalu, ia melihat Azka yang tersenyum menatap dirinya sambil menganggukkan kepalanya.

"Pa.. Ma.. masa Kak Ale mau dikeluarin dari sekolah!" Rengek Ratu.

"Serius?!" Tanya Widya kaget.

"Iya, Ma! Padahal Kak Ale gak salah!"

"Kamu sudah ceritakan kejadian yang sebenarnya?"

Ratu menatap Azka. Ia menganggukkan kepalanya dan menyuruh Alana untuk menjelaskan kembali kejadian yang sebenarnya terjadi.

"Jadi gitu, Om. Kak Vito yang gangguin kita duluan sambil fitnah, Kak Ale." Ucap Alana.

"Bohong, Pak!" Sela Vito.

"Wah! Masih kurang kayaknya blush on di pipi lo!" Berang Ale.

Kepala Sekolah menghela nafasnya mendengar keributan ini kembali. Ia duduk dengan tegap sambil melihat Azka.

"Begini, Pak. Dari laporan yang saya terima, Ale juga melanggar peraturan lain yang ada disekolah. Dia tertangkap basah saat melakukan tindakan bullying kepada siswi lain." Ucap Kepala Sekolah.

"Maaf nih, Pak sebelumnya. Itu semua gak benar!" Protes Ale.

"Ale, bukannya saya tidak percaya kepada kamu. Tapi menurut saksi, kamu ada bersama Tari waktu kejadian itu."

"Saya difitnah, Pak! Saya dijebak waktu itu!"

Mendengar itu, Adit langsung berdiri. Ia berjalan mendekati Ale dan menarik tangannya untuk berdiri dengan wajah yang sudah dikatakan tidak sangat baik saat mendengar tuduhan yang tidak masuk akal baginya.

"Udahlah, Sayang. Gak perlu buang-buang tenaga hanya untuk sekolah ditempat penuh drama ini." Ucap Adit dingin.

"Tapi Pi, Ale gak terima nama baik Ale diinjak-injak kayak gini!" Kekeh Ale.

My Ale! (Side Story Of Raka)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن