MEREKA YANG SALING MEMBUNUH

3.1K 514 137
                                    

Chapter 4 – Mereka yang saling Membunuh

"Terkadang, yang kelihatannya bodoh, justru lebih licik daripada orang  yang terlihat pintar."

*****

Sakusa merenung sembari melihat kearah luar jendela. Ia masih berusaha abai, meskipun si kembar Miya sibuk bertengkar sedaritadi. Kematian Sugawara dan Ushijima, membuat pihak Akademi memutuskan untuk menutup total seluruh lantai tiga. Itulah alasan mengapa Sakusa tinggal didalam kamar si kembar selama beberapa hari terakhir, sebab letak kamar Sakusa berada begitu dekat dengan tangga dimana Sugawara terjatuh.

“Atsumu, udahlah cukup!” Osamu mengguncang-guncang tubuh Atsumu, sementara kembarannya itu masih sibuk memejamkan mata. Kedua pipinya menggembung dengan keseluruhan ekspresi seperti sedang merajuk.

Sakusa hanya tersenyum kecil melihatnya, meskipun kegaduhan si kembar terkadang membuatnya menjadi pusing kepala.

“Omi…” Panggil Atsumu ketika kedua kelopak matanya terangkat.

Sakusa berdehem, menyahuti panggilan itu. Sementara Atsumu mulai mengangkat tangannya, kemudian menunjuk kearah luar jendela.

Rasa ragu menyelimuti diri Sakusa. Entah kenapa, perasaannya gundah. Ia takut untuk menoleh, meskipun siang itu matahari masih bersinar dengan begitu teriknya.

“Eh… itu asapnya dari gedung sekolah nggak, sih?!” Sakusa mendadak berdiri, dengan pandangannya yang tak lepas dari asap hitam yang terus mengepul di udara.

“iya, ayo kesana.” Ajak Atsumu yang buru-buru membuka pintu kamarnya.
Dari dalam gedung Asrama hingga lapangan dekat gedung sekolah, murid-murid yang tersisa sudah berkumpul disana seluruhnya. Para guru dan satpam memberikan peringatan untuk tidak mendekat lebih dari itu, karena si jago merah masih melahap satu demi satu ruangan yang ada.

Hampir sepuluh menit lamanya, dan beberapa siswa yang masih terjebak di lantai atas diinstruksikan untuk menjauhi area gedung yang terbakar. Mereka tidak dapat turun karena bagian tangga sudah ikut dipenuhi oleh nyala api. Untungnya lagi, pemadam kebakaran datang se-segera mungkin. Banyak pasang mata yang menyaksikan bagaimana para petugas mengevakuasi para siswa, serta memadamkan api yang besar itu.

“kobisa?” Sakusa masih ternganga melihat hampir sebagian gedung itu terbakar.

“Ruang Klub masak, yakin deh.” Ucap Atsumu menunjuk salah satu ruangan yang letaknya ada di lantai satu. Apa yang dikatakannya terdengar masuk akal, karena disanalah satu-satunya ruangan yang paling parah terkena dampak kebakaran.

“loh… jangan-jangan…?” tubuh Osamu bergetar kecil, beriringan dengan langkahnya yang bergerak mundur sedikit. Ia melirik Atsumu, dengan wajah ketakutan. Detik kemudian, Osamu mengarahkan pandangannya ke segala arah, sampai ia menemukan keberadaan salah satu guru diantara kerumunan siswa.

Pak Takeda Ittetsu.

“Tsumu, Osamu kenapa sih?” Tanya Sakusa dengan sedikit terengah. Keduanya sedang mengikuti langkah Osamu.

“kita ikutin dia aja.” Usul Atsumu, hingga keduanya berhasil menyusul langkah Osamu.

“Pak Takeda!” Panggil Osamu, membuat Pak Takeda segera berbalik. Ia mengusaikan pembicaraannya dengan para petugas pemadam kebakaran.

“Ya? Umh… ini Atsumu yang mana, Osamu yang mana?” Tanya Pak Takeda yang kebingungan melihat wajah kedua murid kembarnya itu. Ia terkekeh jahil, sembari menggaruk punggung lehernya yang sedikit gatal.

“Yang kuning Atsumu, Yang abu Osamu. Gitu aja bedainnya Pak.” Sambar Sakusa kemudian.

Pak Takeda terkekeh lagi, lalu mengangguk mengerti.

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Where stories live. Discover now