MENYUSUN RENCANA

2.4K 445 423
                                    

Chapter 14 - Menyusun Rencana

"Situasi semakin memburuk, dan aku harus bertindak lebih cepat."

*****

"Lo tau, gue liat Kak Oikawa dan temen-temennya nyamperin beberapa murid lain." Kata Sakusa yang baru saja menyamankan posisi duduknya. Ia tampak menunggu tanggapan dari Atsumu.

"Mereka pasti udah tau, kan." Jawab Atsumu dengan raut wajahnya yang penuh akan kefrustasian. Ia masih mondar mandir didepan Sakusa, mirip seperti sebuah setrika yang sibuk merapikan tumpukan pakaian.

CKLAKK-!

Pintu terbuka, membuat Atsumu dan Sakusa sedikit terhentak. Rupanya Osamu yang datang, dengan tiga kotak bento yang ia bawa.

Tanpa menyapa, Osamu langsung duduk dihadapan sebuah Kotatsu yang ada disana. Kebetulan, dua hari terakhir suhu udara sedang dingin.

Osamu tak memiliki kesehatan fisik yang baik, dan akhirnya lebih sering menghabiskan waktu dengan sebagian kakinya yang berada dibawah kotatsu.

"Osamu, kalau lo ngerasa sakit... Cepet-cepet kasih tau gue." Atsumu dan Sakusa segera bergabung duduk dihadapan Kotatsu. Mereka mengambil bento yang dibawakan oleh Osamu.

"Gue gapapa." Balas Osamu. Ia menyantap makan malamnya dengan lesu, karena sejujurnya- Osamu sudah benar-benar kehabisan tenaga.

"Apanya yang gapapa?" Atsumu menuang teh hangat yang ada didalam teko kedalam tiga gelas yang terbuka disana. "... Gue rasa lo kena anemia gegara sering mimisan." Lanjut Atsumu.

Biar bagaimanapun, Atsumu betul-betul memperhatikan keadaan adiknya itu. Ia tahu kalau Osamu berpura-pura sehat.

Osamu pasti sedang menahan rasa sakitnya.

"Pikir Lo... gegara siapa gue harus ngerasain sakit yang nyiksa ini?" Osamu menggeser bento miliknya, dengan sisa makanan yang cukup banyak disana. Pembicaraannya dengan Atsumu, membuatnya tidak berselera makan.

"Apa?! Coba ngomong lagi?!" Bentak Atsumu, ia mencengkram sumpit begitu kuat, hingga patah menjadi dua.

"Sakit Tsumu... Gue capek harus kesakitan kayak gini terus." Osamu memalingkan pandangannya. Ia enggan menatap kakak kembarnya yang sudah marah besar itu.

"Kurang ajar lo, Sam!" Sakusa menarik Atsumu untuk kembali duduk. Pasalnya, ia sudah bersiap untuk menghajar Osamu tadi. "... Asal Lo tau, selama ini kalo gue nggak bunuh orang... Gabakal Lo masih hidup, Bangsat!" Pekik Atsumu sekali lagi, membuatnya terengah-engah sendiri.

Osamu mendecik, ia benci karena Atsumu tak kunjung berhenti berteriak kepadanya.

"Gue gapernah minta Lo buat ngelakuin itu." Jawab Osamu sembari menatap dalam kearah Atsumu. "... Kenapa elo malah ngomong seolah-olah gue yang maksa Lo buat jadi pembunuh? Kalopun bisa, ayo tuker posisi- biar Lo tau, Tsum... Gimana rasanya nahan sakit sampe mau mampus!"

Atsumu hanya bisa diam, melihat Osamu yang buru-buru keluar dari kamar disaat itu juga.

Memang, yang diucapkan Osamu ada benarnya. Sedari awal, ia tidak pernah meminta Atsumu untuk melakukannya.

Atsumu nekat menjadi seorang pembunuh demi Osamu. Ia masih ingin tumbuh berkembang bersama adik kembarnya itu.

Tidak pernah terbayang didalam benak Atsumu, bagaimana hari-harinya jika tanpa keberadaan Osamu.

Pada akhirnya, Atsumu hanyalah seorang kakak yang takut akan rasa kesepian.

"Jangan dikejar." Sakusa melahap bento miliknya dengan perlahan-lahan.

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Where stories live. Discover now