AMANAH

1.9K 423 256
                                    

Chapter 21 - Amanah

"Bukankah harus ku akhiri?"

*****

PRANG!!

Jemari Atsumu basah, oleh darah yang keluar dari luka-luka yang baru saja tercipta disana. Usai menghancurkan cermin di tangga, Atsumu bergerak melangkah keluar. Tak ada sedikitpun niat didalam dirinya, untuk menggunakan cermin lagi.

Dari kejauhan, Atsumu mendapati tiga orang yang sedang berkumpul di dekat parkiran. Rupanya, mereka ialah Shinsuke, Daichi, dan juga Asahi.

"Kak... Kak Shinsuke..." Panggil Atsumu. Sulit mendekat karena khodam penjaga milik Shinsuke terus melemparkan raut garang kepadanya.

"Bukannya tadi Lo ngehindarin gue? Sekarang ada apa?" Shinsuke masih berjongkok, ia sedikit menoleh. Atsumu bergidik melihat lirikan tajam milik Shinsuke.

Waktunya sedikit tidak tepat, apalagi Asahi dan Daichi belum sepenuhnya lepas dari pengaruh lagu Nina bobo. sedangkan Shinsuke sendiri belum tahu, apa maksud kedatangan Atsumu.

"Boleh minta bantuan... Gue janji ini terakhir kalinya." Pinta Atsumu, tapi Shinsuke seperti tak tertarik dengan ucapannya.

Mata Atsumu berkaca-kaca. Ia melirik ke arah gedung sekolah, dimana sosok Mary mulai berjalan masuk ke arah sana.

"... Please, Kak! Selametin Omi!"  Pekik Atsumu, langsung bersujud ditempat itu juga.

Kelakuannya membuat Shinsuke terkejut. Ia bukanlah manusia yang senang ketika ada seseorang yang berlutut kepadanya.

Lebih tepatnya, ia bukanlah sesuatu yang bisa disembah-sembah seperti itu.

"Bangun!" Bentak Shinsuke. Ia berharap kalau yang kali ini bukanlah permainan konyol lagi.

Mendengar teriakkan Shinsuke, Atsumu buru-buru bangkit. Ia tak sanggup menunjukkan wajahnya di hadapan Shinsuke.

Rasa malu yang begitu besar telah menaklukkan diri Atsumu.

"Gue bakal bunuh Lo dulu." Shinsuke merogoh lagi saku mantelnya, dimana masih ada satu pisau yang tersisa disana.

Tapi Atsumu tak bergerak, meskipun Shinsuke sudah mencoba menggertaknya.

"Lo tau... Lagu ini berhenti gegara Osamu udah lari ke Ruang Musik lewat cermin."  Jelas Atsumu, mencoba mempersingkat hal yang baru saja terjadi. "... Gue bakal temuin dia, dan akhirin semua ini. Jadi, please kak... Tolongin Omi sekarang." Pinya Atsumu dengan butiran air yang sudah membendung pada kantung matanya.

Shinsuke tak bergerak, membuat Atsumu tergerak untuk mengeluarkan keberaniannya. Ia merebut, kemudian menggenggam sepasang tangan milik Shinsuke. Wajahnya sudah menggambarkan, bagaimana Atsumu berharap banyak kepada Shinsuke.

"Omi berubah, dia pasti berubah pikiran. Jadi, tolong selametin dia... Jangan biarin Mary ngebunuh dia." Atsumu mengeratkan genggamannya. Ia tidak bisa terus berada di sisi Sakusa, mengingat bahwa keberadaan Osamu didalam gedung sekolah sendirian membuatnya terus khawatir berlebih.

Orang-orang tak akan semudah itu percaya, sekalipun Osamu menjelaskannya dengan jujur.

Dugaan Atsumu, Suna-pun sudah mati sekarang. Memangnya, siapa orang yang bisa bertahan ketika lehernya sudah hampir putus. Suna pasti kehilangan banyak darah atas luka fatal itu.

"Pokoknya, gue titip Omi sama Lo, Kak...!" Pekik Atsumu, yang langsung berlari ke arah gedung sekolah.

"Hum..." Gumam Shinsuke pelan. Ia mendengus kecil, mengangkat poni rambutnya sejenak karena dahinya sudah dipenuhi oleh peluh.

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat