UPAYA UNTUK PULANG

2.4K 472 373
                                    

Chapter 12 - Upaya untuk pulang

"Brengsek! Semakin banyak yang tau."

*****

Shinsuke menyusuri setiap pintu yang ada di lorong asrama itu. Sudah sejak tadi, kedua kakinya melangkah disana- tapi ia tak kunjung sampai ke ujung lorong.

"Kakek, kenapa lorong ini seperti tidak memiliki ujung?" Tanya Shinsuke kepada sang kakek yang berjalan disampingnya. Jika didalam situasi yang nyata, Shinsuke mungkin akan meminta sang kakek untuk istirahat. Namun ia ingat, kalau kakek itu bukanlah manusia yang bisa merasa lelah karena berjalan.

"Tetap tenang, tekadkan tempat yang ingin kau tuju, Shin. Maka lorong ini tidak akan bisa menyesatkanmu." Jelas sang Kakek. Ia membelai helaian rambut Shinsuke dengan lembut.

Manusia pada umumnya akan segera menggerutu, jika dibuat tersesat. Berbeda dengan Shinsuke yang bisa menstabilkan emosinya. Iya, karena Shinsuke tahu betapa bahaya tempat yang ia pijak itu.

"Apa itu?" Dari kejauhan, ada secarik benda mengkilap yang mendekat dengan cepat. Usai meneliti dengan jeli, Shinsuke langsung menghindar dengan merapatkan tubuhnya ke dinding.

Lagi, dan lagi... Ada sebuah paku yang menyerangnya.

"Siapa disana-?" Sorak Shinsuke, ketika seorang wanita dengan wajah pucat itu bergerak mendekat. Langkahnya begitu halus, tak menimbulkan guncangan sedikitpun.

"Ka.. kau... Paku, paku, paku..." Gumam wanita itu, lalu mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Tak lama, muncul sangat banyak paku yang melayang disekitarnya. "... KAU HARUS RASAIN SAKITNYA-!" Teriak wanita itu, bersamaan dengan berpuluh-puluh paku yang bergerak menghujani kearah Shinsuke.

"Shin, mundurlah-!" Kakek cepat-cepat berdiri didepan Shinsuke. Tepat ketika paku itu sampai di depannya, tangan sang kakek bergerak begitu lincah. Ia menggerakkan tangannya yang terkepal, menangkis paku-paku yang datang.

Kedua mata Shinsuke melihat decitan paku dan kepalan tangan kakek itu menciptakan cahaya biru yang begitu indah.

Pandangan Shinsuke terkunci kedepan, dan ia hampir saja lengah dengan situasi sekitarnya. Saat sadar kalau dibelakangnya begitu gelap gulita, nalar Shinsuke membuat kakinya segera bergerak untuk memutar badan secara paksa.

"Udah gue duga..." Tangan Shinsuke bergerak sedikit ke atas, dengan menggenggam keris pemberian kakeknya. Samar-samar, dari kegelapan muncul sebuah tangan yang mengayunkan pisau. "... Omi, jadi ini maksud lo?" Gumam Shinsuke.

Sakusa tidak bergumam apapun. Pisau yang ia gunakan untuk menyerang Shinsuke langsung terbelah dua begitu menyentuh keris yang Shinsuke genggam.

Dengan segera, Sakusa memundurkan langkah. Ia memasang kuda-kuda untuk menjaga-jaga, kalau Shinsuke mungkin akan balas menyerang.

"Gimana? Bisa pulang, nggak?" Sakusa melemparkan senyum licik kepada Shinsuke.

Memang, tipu daya yang Sakusa lakukan terlalu cerdik. Shinsuke sendiri mengakui kalau Sakusa adalah pengubur bangkai yang hebat.

Sayangnya, Shinsuke juga tak kalah pandai daripada Sakusa. Meskipun sekarang dirinya sudah terjebak di dunia lain, Shinsuke sudah mendapatkan cara untuk kabur.

"Omi, ayo lawan gue." Kata Shinsuke dengan begitu santai. Sontak, kalimatnya itu membuat gelakkan Sakusa terhenti.

Sakusa sadar, betapa sulitnya mematahkan semangat kakak kelasnya itu.

Melihat Sakusa yang tak lagi bersenjata, membuat Shinsuke segera menyimpan keris pada selipan sabuk pinggang yang ia kenakan.

"Biar imbang." Gumam Shinsuke lagi.

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Where stories live. Discover now