TRAGEDI

1.8K 384 46
                                    

Chapter 25 - Tragedi

Peluh di dahi Osamu tak kunjung tiris. Cuaca hari itu benar-benar panas, meskipun ia sudah mengenakan pakaian dengan bahan yang nyaman dan menyerap keringat.

Tangan Osamu tak berhenti bergerak, mengipas wajahnya dengan sebuah kipas tangan sembari bersandar di dekat tiang.

"Panas, ya...? Sabar okay..." Kata Atsumu, ia mencubit sejenak pipi Osamu yang semakin menggembung karena sedang cemberut.

Osamu tak menjawabnya, hanya menggerutu sembari menggerakkan kipas itu lebih cepat lagi.

"Omi lama amat dah..." Keluh Atsumu kemudian. Pandangannya berbelok pada sebuah arloji yang melingkar pada pergelangan tangannya.

Sontak, Osamu langsung berhenti mengipas. Ia menatap Atsumu dengan mulut sedikit ternganga.

"Gapapa kali, Sam... Omi cuma mau berkunjung doang kok." Gumam Atsumu, lalu terkekeh. Ia memang belum meminta persetujuan Osamu, kalau Sakusa hendak ikut pulang bersama dengan mereka selama liburan semester.

"Sinting... Sinting... Arggh!" Suasana hati Osamu yang tidak jelas, membuatnya merasa semakin terbakar. Bisa-bisanya Atsumu membuat keputusan secara sepihak. Memangnya apa yang ingin Sakusa lakukan? Mencari perhatian orangtuanya agar bisa mendekati Atsumu? Lupakan, karena hal itu tidak akan pernah terjadi.

Atsumu hanya bisa menggeleng kecil. Ia lebih mengenal Sakusa, dan Osamu mungkin tidak tahu- kalau keluarga Sakusa hampir tidak pernah berkumpul, meskipun saat liburan tiba. Kedua orangtuanya sibuk bekerja, dan Sakusa pernah bercerita- kalau biasanya ia hanya menghabiskan waktu bersama dengan sepupunya.

Mungkin, hal itu yang membuat Sakusa memiliki perasaan menyimpang. Bisa jadi, ia tidak pernah diperlakukan spesial oleh siapapun selain dengan sepupunya.

Karena itulah, saat Atsumu bersikap baik kepadanya. Sakusa malah berpikir, kalau dirinya menyukai Atsumu.

Menyukai, ah, mungkin mencintai juga.

"Mau gak?" Sakusa datang, dengan tiga es potong varian soda. Atsumu mengambilnya dengan senang hati, sementara Osamu masih melotot kearah es potong itu.

Sangat cocok memakan es krim atau minuman dingin dikala cuaca yang terik. Tapi Osamu gengsi jika harus menerima pemberian dari Sakusa.

"Gamau? Yaudah." Saat Sakusa hendak menarik bungkusan es potong itu, Osamu menyambarnya.

"Thanks." Ucap Osamu.

Baiklah, Osamu akan menurunkan gengsinya demi sebungkus es potong.

Sakusa hanya menahan tawanya, kemudian matanya terpeleset ke arah sebuah mobil yang kini sudah terparkir tepat di hadapan mereka bertiga.

"Den Atsu, Den Osa... Maaf ya pak sopir telat nih, macet banget jalanannya." Kata Sopir dari keluarga Miya yang langsung membungkuk tepat dihadapan si kembar.

"Aihhh, nyantai aja pak... yang penting dah nyampe." Atsumu tersenyum senang. Lalu mengangkat koper miliknya. Tak lupa, Atsumu juga langsung menenggak satu sashet suplemen anti mabuk.

Pak sopir mengangguk lagi, lalu segera berlari kearah belakang mobil untuk membuka pintu bagasi.

Sakusa duduk didepan, tepat disamping pak sopir. Sementara Atsumu dan Osamu duduk bersebelahan di belakangnya. Mereka mulai lega karena pendingin mobil yang menyala.

"Liburan sih, ya... Wajar aja kalo dimana-mana macet." Kata Sakusa yang mulai membuka topik pembicaraan.

Ya, saat liburan tiba. Biasanya banyak keluarga yang berpergian ke tempat-tempat wisata tertentu. Tidak heran jika disudut manapun akan dipenuhi oleh banyak bongkahan besi yang berjalan.

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora