PERPUSTAKAAN

1.7K 353 81
                                    

Chapter 29 - Perpustakaan

Suna membungkuk kecil, menatap deretan papan yang biasanya digunakan sebagai alas memotong bahan makanan. Selama lima menit, ia hanya mengerjapkan mata beberapakali.

"Sam... Sam..." Panggil Tendou, menghentikan aktivitas Osamu yang sedang mencuci piring-piring kotor diatas washtafel.

"Hmm?" Osamu menoleh, mengikuti kearah mana Tendou menunjuk.

"Kasian, belom hapal warna talenan." Kekeh Tendou, yang berusaha menahan tawa agar Suna tak mendengarnya.

"Ish, elo kak... Iseng amat." Osamu menyikut Tendou, meskipun ia ikut tergelak karenanya. "... Biarin, Rin lagi belajar tau." Sambungya lagi.

Tendou mengangguk, lalu melepas celemek yang ia gunakan. Tak lama kemudian, ia mengangkat lengan- memasang kembali jam tangan disana.

"Nih, tar jan lupa dikonci ya." Tendou langsung memasukkan kunci ruangan tataboga kedalam saku celemek yang digunakan oleh Osamu. Dia adalah kakak kelas yang pengertian. Tendou tahu kalau tangan Osamu tak dapat menerima kunci itu, karena masih dipenuhi oleh busa sisa sabun cuci piring.

"Buru-buru banget kak." Sahut Osamu, usai mengangguk.

"Ah... Itu..." Tendou berusaha mencari-cari alasan. Melihat wajah polos Osamu, membuatnya berpikir kalau tidak masalah jika memberitahu sesuatu kepadanya. "... Jan bilang siapa-siapa inimah, janji...!" Tendou mendekat, disusul oleh Osamu yang menyodorkan salah satu telinga miliknya.

"Si Omi sama Wakatoshi masang kaca banyak banget... Kalo kemaleman gw takut balik ke asramanya." Gumam Tendou.

Entah mengapa, kalimat Tendou membuat perut Osamu terasa sedikit geli. Ia segera menahan tawanya.

"Aduh, ternyata... Haha..." Tangan Osamu menyusun piring terakhir yang sudah ia cuci. "... Yaudah, kak... Balik gih." Lanjut Osamu, memperagakan gerakan mengusir dengan tangannya.

Tendou menjulurkan lidah, lalu berlari riang keluar dari ruangan tataboga. Tepat pukul setengah delapan malam, hanya tersisa Suna dan Osamu disana.

Setelah Tendou menghilang dari pandangannya, senyum Osamu perlahan memudar. Tangannya sibuk membersihkan meja praktikum dengan sebuah lap bersih.

Ia masih memikirkan ucapan Tendou barusan, tentang Sakusa dan Ushijima yang memasang cermin dimana-mana.

Sudah beberapa hari berlalu. Osamu juga tahu, kalau sudah ada beberapa murid yang dikabarkan meninggal sebelum ini.

Osamu tak berani untuk bertanya, dan ia-pun tak ingin mengetahui siapa yang membunuh murid-murid tersebut.

Hanya saja, Atsumu pernah berkata- kalau ia dan Sakusa hanya mengincar murid yang dikabarkan memiliki penyakit tertentu. Dengan begitu, orang-orang akan berpikir kalau kematian mereka dipicu oleh penyakit mereka sendiri.

"Dahlah, nyerah gue..." Gumam Suna, mulai membereskan papan talenan itu kedalam laci penyimpanan. Saat sedang berjongkok, ia sempat menoleh- dan mendapati Osamu yang sedang mengelap meja sambil termenung.

Akhirnya, Suna kembali berdiri. Ia melangkah pelan-pelan mendekati Osamu. Biarpun begitu, Osamu masih hanyut dalam lamunannya- sampai tak menyadari keberadaan Suna yang kini tepat disampingnya.

"Capek ya?" Suna menepuk pelan pundak Osamu.

Kala itu, Osamu langsung terhentak.

"Aih, gak kok..." Elak Osamu, lalu meletakkan lap kotor pada sebuah wadah berisi tumpukan lap yang lainnya.

Suna melepas celemek miliknya, kala itu- ia tidak membawa sapu tangan. Jadi Suna segera menyapu bagian bawah hidung Osamu dengan secarik kain celemek miliknya.

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Where stories live. Discover now