MANUSIA LICIK

1.6K 326 56
                                    

Chapter 30 - Manusia Licik

Butiran-butiran air pagi itu sukses membuat seluruh tubuh Osamu terasa segar kembali.

"Tsumu, gece..." Sorak Osamu yang kini masih mengeringkan rambutnya di hadapan cermin kamar mandi. "... Pagi ini kita piket cuy." Timpal Osamu lagi.

Yah, Osamu lebih senang jika melakukan piket di pagi hari. Karena ruangan yang sudah ia bersihkan itu bisa langsung ia gunakan juga.

"Idih, jadi babu? Ogah gue." Sambar Atsumu, mengacungkan jari tengahnya.

Helaan napas panjang dilakukan Osamu guna meredakan emosinya. Sungguh, ia ingin melempar kepala Atsumu dengan sebuah ember yang berada tak jauh darinya.

"Eh, Osamu." Panggil Tanaka, yang baru saja masuk dengan membawa handuk dan peralatan mandi. Ia segera mengambil posisi tepat di wastafel samping Osamu.

"Eh.. Tanaka.. umh..." Osamu balik menyapa, dan tiba-tiba saja ia kikuk. Tak tahu harus bicara apa padanya.

"Soal Noya...? Gapapa, ikhlas kok gue." Tebak Tanaka. Toh, ia sudah banyak mendapatkan pertanyaan-pertanyaan itu semenjak Nishinoya dikabarkan meninggal dunia.

Osamu mengangguk kecil, lalu mengepal kuat kedua tangannya. Ia tak bisa memberitahu Tanaka, kalau Atsumu dan Sakusa-lah yang melakukannya.

"Woi Atsumu... Gila lo, di BK malah nuduh adek sendiri. Bwahahaha..." Tawa khas milik Tanaka itu menggema disepanjang ruang kamar mandi.

Ia hanya sedikit bergurau, mengingat sidang yang terjadi di ruangan bimbingan konseling kemarin.

Iya, Atsumu sempat berkata- kalau ia mencurigai Osamu dan Suna yang kala itu tertangkap kamera pada pukul delapan kurang.

Akan tetapi, Suna buru-buru menyangkalnya- dengan alasan yang memang masuk akal.

"Ya namanya juga curiga." Atsumu keluar dari box shower, berjalan sambil mengikat tali pada handuk baju yang ia kenakan.

"Ga salah sih... Tapi gak mungkin kan." Sambung Tanaka, disusul dengan tawa-nya yang tak lagi terdengar.

Usai pembicaraan itu, Tanaka sedikit melamun- ia memutuskan untuk membersihkan giginya. Toh, keadaan toilet pagi itu tak terlalu ramai- jadi ia bisa melakukan aktivitas mandi pagi dengan lebih santai.

"Gue cerita aja kali ya..." Gumam Tanaka, lalu menoleh menatap si kembar secara bergantian.

"Kenapa?" Osamu tampak tertarik.

"Sebelum Noya ketimpa musibah, dia sempet berantem sama Sakusa." Penjelasan Tanaka membuat si kembar memasang ekspresi seolah mereka benar-benar sedang terkejut.

Padahal, mereka berdua sudah tahu akan hal itu.

"Loh, Sakusa ga cerita? Kalian kan deket." Kali ini Tanaka malah curiga. Raut wajah si kembar terbaca olehnya.

Tangan Atsumu bergerak cepat. Ia menodong Tanaka dengan jemarinya, yang entah kenapa saat itu kuku-kukunya tampak begitu tajam.

"Omi ga ngelakuin apa-apa!" Sanggah Atsumu kemudian.

Wajah Tanaka menjadi datar. Ia berhasil memancing emosi dari seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan Sakusa.

Langkah yang Tanaka ambil berjalan dengan mulus. Ia tahu kalau mengorek informasi melalui Atsumu akan lebih mudah, ketimbang menanyakannya langsung kepada Sakusa.

Kebetulan lagi, pagi itu mereka bertemu di kamar mandi- yang mana keadaannya masih terbilang sepi.

TAP! TAP! TAP!

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Where stories live. Discover now