NINA BOBO

2.1K 434 231
                                    

Chapter 19 - Nina Bobo

"Bukankah kalian lelah? Tidurlah..."

*****

Nina Bobo...

Oh Nina Bobo...

Kalau tidak Bobo, digigit nyamuk...

Demikianlah bait lagu tersebut terus terulang-ulang dari pengeras suara yang ada di sekitar gedung sekolah.
Shinsuke tahu, kalau lagu itu sepertinya memiliki efek- dimana akan mendatangkan rasa kantuk bagi orang yang mendengarkannya.

Nina Bobo, sebuah lagu yang turun-temurun dinyanyikan oleh orang tua kepada anaknya.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa lagu tersebut hanyalah sebuah irama pengantar tidur.

Anggapan tersebut memanglah sesuai dengan mitos yang beredar. Dimana lagu Nina Bobo tercipta didalam sebuah keluarga campuran Indonesia - Belanda.

Helenina, adalah nama anak gadis yang kala itu memiliki insomnia akut. Insomnia sendiri ialah suatu gangguan dimana pengidapnya akan kesulitan untuk tidur.

Oleh karena itu, Mustika- selaku sang ibu menciptakan lagu itu, menemani anaknya sembari berirama hingga terlelap dalam mimpinya.

Ketika Helenina berusia enam tahun, ia meninggal dunia- akan tetapi, ibunya kerap menyanyikan lagu tersebut karena katanya, ia selalu mendengar suara tangisan anaknya setiap malam hari tiba.

Hal itu terus dilakukan sang ibu, sampai ia meninggal dunia.

Ada orang yang percaya bahwa Nina Bobo adalah sebuah lagu ajakan untuk tidur. Iya, tidur selamanya.

"Lo apain Oikawa sama Iwaizumi?!" Tanya Shinsuke dengan berani. Ia menutup kedua telinganya dengan tangan, karena lagu itu sukses membuat kepalanya terasa hancur.

"Cuma gue jadiin alat aja." Shinsuke tidak dapat mendengarnya, tapi ia bisa membaca gerakan bibir Sakusa.

Iya, suara yang menyanyikan lagu Nina Bobo itu ialah milik Oikawa dan Iwaizumi. Jadi, itulah mengapa mereka berdua terjebak didalam ruang musik.

"Sakit ya?" Gumam Sakusa yang sekarang sudah berada tak jauh di hadapan Shinsuke. "... Itu akibatnya kalo Lo semua ikut campur." Sambungnya dengan tatapan licik.

Shinsuke ikut tersenyum. Ia memindahkan posisi tangannya, yang semula menyumbat kedua telinga miliknya.

Tanpa aba-aba Shinsuke bergerak maju, mengayunkan benda yang baru saja ia keluarkan dari saku mantel cokelat yang ia kenakan.

Iya, sebuah pisau dapur.

Jelas saja hal itu diluar dugaan Sakusa. Ia memang sempat menghindar, namun wajahnya sukses tersayat oleh pisau.

Kalo ditanya darimana Shinsuke mendapatkannya. Jawabannya, ia mengambil pisau itu ketika sedang menghancurkan cermin di ruangan tata boga.

Rupanya, pisau yang semula Shinsuke simpan karena iseng- malah berguna baginya sebagai senjata.

"Kenapa, kok mundur...?" Ledek Shinsuke, membenarkan posisi pisau yang ia genggam. Tak tanggung-tanggung, ia menggunakan dua pisau sekaligus sekarang.

Sakusa mendecik kesal, tapi kemudian ia menolehkan pandangannya kembali kepada Shinsuke. Perlahan-lahan Mary yang ada dibelakangnya mendekat, menyapu luka pada wajah Sakusa- dan detik selanjutnya luka itu sudah pulih seutuhnya.

Jelas saja Shinsuke terbelalak. Ia sampai heran mengapa Mary bisa melakukannya. Seberapa banyak energi yang Mary miliki sampai bisa meregenerasi daging dan kulit Sakusa yang rusak itu.

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Where stories live. Discover now