18 || Keluarga besar

53.1K 7.8K 77
                                    

"Jadi, ada apa kalian semua kemari?"

Kontrakan Risya kembali didatangi dua kakak beradik yang baru saja ia usir dimalam yang sama, kali ini mereka membawa keluarganya. Risya tentu tau jika mereka adalah keluarga bermarga Aldebara, keluarga yang bahkan memiliki kekayaan lebih banyak dari keluarganya.

Yang menjadi masalah, Risya keberatan dengan kedatangan mereka. Ia hanya sedikit percaya pada Ailin, perempuan yang beberapa hari lalu menolongnya, selebihnya keluarga Ailin sungguh tidak pernah ingin ia temui.

Zidane saja sudah menghancurkan harga dirinya, bukan kah kemungkinan keluarga lelaki itu juga akan berbuat sama?

Ia tidak butuh uang, sungguh! Ia hanya ingin Zidane mengerti perasaan lelah dan luka didalam hatinya. Dan, bukannya mengobati, lelaki itu malah menambahkan luka bagi Risya.

Kali inipun... Risya takut. Takut jika harga dirinya kembali diinjak injak.

Risya duduk lesehan tepat disamping Ailin, hanya perempuan berhijab itu yang sedikit ia percaya. Ia sudah menyuguhkan air putih dan kue seadanya, jadi sekarang ia hanya harus mendengarkan.

"Langsung saja, saya akan meminang kamu untuk putra saya, Zidane Floyd Aldebara."

Zidane terlihat ingin membantah, sayang sekali lelaki itu masih ingin hidup dari pada membantah ayahnya lagi.

Jangan lupa dengan Risya, ia menatap Agis terkejut karena beberapa waktu lalu Zidane sudah mengatakan tidak akan mau bertanggung jawab.

Sudut matanya dapat melihat kegusaran Zidane, berarti lelaki itu dipaksa, bukan unsur keinginannya sendiri.

"Haruskah saya mengiyakannya?" Padangan Risya terlihat kosong, "Bisakah kalian memperbaiki kehidupan saya yang sudah hancur karena Zidan?"

Keterdiaman Agis membuat semua orang hanya mampu menunggu apa ucapan pasti lelaki paruh baya itu.

Kerutan didahi, lalu helaan napas gusar milik Agis diruangan itu kontras karena keheningan, "Saya bisa memberimu kenyamanan, kamu juga bisa sekolah kembali, dan yang paling utama... Saya akan membantu kamu kembali pada keluarga kamu. Bagaimana?"

Tidak ada seruan, Risya begitu memikirkan ucapan Agis. Sebenarnya ia juga sudah sangat lelah berjuang sendiri hanya karena kesalahan Zidane. Dan sialnya ia merasa kasihan jika harus menuntut Zidane.

"Jika kamu menerima lamaran saya untuk Zidane, saya akan memberikan apapun untuk kamu, termasuk harta warisan bagian Zidane jika kamu mau."

Lagi dan lagi Zidan hanya mampu diam, ia benci fakta jika ia bukan siapa siapa tanpa Agis. Bisa sial jika ia kembali membantah Papanya itu.

"Baiklah." Risya berdehem, "Saya menerimanya."

Semua orang kini tersenyum senang, tentu tidak untuk Zidane. Ia sudah tidak dipedulikan, bahkan ia tidak diperbolehkan bilang tidak.

"Besok, saya akan membawa orang tua kamu untuk mewalikan pernikahan kamu dan putra saya. Sekarang kamu harus ikut saya kerumah keluarga Aldebara, besok akan jadi hari panjang untuk kita."

Risya melotot syok, "Be-besok?"

Agis mengangguk, "Saya yang akan menyiapkan semuanya. Masih banyak yang harus saya urus termasuk sekolah, dan nama belakang kamu yang akan berganti. Kamu sudah setuju, jadi kamu hanya mampu mengiyakan."

Ailin mendengus, ayahnya kuno sekali. Tangannya menggenggam tangan Risya, ia juga bersandar pada bahu rapuh Risya, "Gapapa... Aku selalu dukung kamu kok. Ka Jidan juga gak akan bisa sakiti kamu kalo udah berhubungan sama titah ayah. Yang paling pertama, Aku akhirnya punya kakak cewe yey!"

Dibalik Novel || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang