36 || Lelah batin

43.4K 7K 207
                                    

Ailin kembali masuk sekolah, itu yang didengar banyak orang setelah gosip tentang Ailin menyebar.

Gadis itu masih saja menjadi perbincangan, antara rencana gagal bunuh diri, lalu pernah sekolah di SMA Cakra 1, dan pertanyaan kenapa Ailin bisa dibawa geng musuh.

Yang paling pasti, Ailin dituduh banyak orang sebagai mata mata.

Batu yang geng Dark Lion lempar memiliki kertas dengan tulisan Ailin, yang pasti sudah tentu Ailin Aldebara.

Mereka semua memberi kecurigaan pada Ailin.

Buktinya, saat perempuan itu dengan riang masuk ke sekolah, sorotan mata mereka tidak lepas dari Ailin.

Mereka tidak tahu fakta jika Ailin lah yang menyelamatkan sekolah dari keributan masal kemarin.

Ailin hampir terheran heran jika saja ia tidak melihat Dinda menyeringai kecil ditengah para prajurit nya.

Tahu jika semua sorotan yang ia dapat pasti ulah Dinda.

Ailin menghela napas, ia menarik tangan Risya agar lebih cepat berjalan kekelas. Hal terpenting Ailin harus tahu apa penyebab sorotan itu.

"Kenapa mereka liatin aku kaya gitu ya, Risya?"

Risya menunduk sebentar, ia juga ikut menghela napas, "Kasus gagal bunuh diri kamu kesebar, mereka juga tau kalo kamu pernah sekolah di Cakra 1, dan sekarang mereka nuduh kamu ada ditim musuh mereka," jelas Risya.

Ailin mangut mangut mengerti, ia berjalan kearah kelas, ingin cepat sampai dan duduk damai, ia juga harus menjelaskan sedikit masalahnya pada para temannya.

Bisa gawat jika ia tidak punya teman, ia tidak suka kesepian.

"Tapi, Ca. Lo gak kaya mereka kan? Lo gak bakal ikut nuduh gue satu kubu sama Regan, kan?"

Risya mengangguk, "Aku tau betul gimana kamu. Lagian Regan juga bilang mau berubah, jadi gak mungkin juga dia terus terusan musuhan sama sekolah kita."

Berdehem kecil, Ailin memikirkan jika geng Regan harus berdamai secara resmi pada sekolahnya, agar semua berjalan aman, tidak ada pemberontakan layaknya kemarin.

Coba saja jika pemberontakan itu berlanjut, mungkin akan ada korban jiwa dan sekolah pun akan di cap buruk.

"Btw, siapa ya yang nyebar kehidupan kamu?"

Ailin menghendikan bahu, akhirnya mereka sampai didepan kelas, "Assalamu'alaikum!" Ujar Ailin riang, ada beberapa orang yang menjawab.

"Ailin!" Dila berlari mendekat, menatap penuh binar pada wajah cantik Ailin. "Gue kangen!" Perempuan itu memeluk Ailin kencang.

Resa ikut mendekat, menarik Ailin agar duduk dikursi yang telah digeromboli para murid dikelas. Satu hal, mereka sepakat mendengar langsung alasan Ailin agar mereka tidak ikut terkecoh menuduh perempuan selembut Ailin.

"Ada yang mau dijelasin?" Reza bertanya, ia yakin Ailin tahu apa maksudnya.

Dilihat dari anggukan saja, mereka tahu persisi jika Ailin memiliki alasan tersendiri. Jika tidak, mungkin Ailin hanya akan diam tak mau menjelaskan.

"Pertama, bener aku pernah nyoba buat bunuh diri," ujar Ailin mengawali, "Aku juga pernah sekolah di Cakra 1."

Ailin berdehem, sedikit tidak terbiasa dengan tatapan penasaran mereka.

"Aku gak tahu alasan aku bunuh diri, yang pasti sebelumnya aku ngalamin trauma sampe harus hilang ingatan sampe sekarang."

"Terus kenapa Lo dibawa sama Regan?" Gilang ikut bertanya.

Dibalik Novel || ENDWhere stories live. Discover now