38 || Sakitnya jadi Ailin

44.4K 8K 1K
                                    

Happy Reading...

...

"Jadi, kenapa adik kamu bisa kaya gini lagi, Zidane?" Nada bawah Agis membuat Zidane takut hanya untuk mendongak.

Bukan hanya ada Agis, semua keluarganya berkumpul saat tahu Ailin kembali masuk kerumah sakit. Ditambah, kali ini Ailin memiliki gejala depresi, itu kata Rika.

"Kenapa cuma ngejaga Ailin aja kamu gak becus hah!?" Antonio ikut menggertak, marah saat tahu cucu perempuannya depresi.

"Gue besok pindah sekolah," ujar June, "Kesekolah lo."

"Dio sama Tio juga, kemauan kakek karena ka Zidan gak bisa jaga Ailin. Kakak tahu sendiri segimana susahnya keluarga kita dapet keturunan perempuan, dan begonya kakak malah sia siain adik yang sekeluarga kita pengen." Dia memakan keripik santai, yah, memang sudah seharusnya ia pindah sekolah ke SMA SM. Sedari dulu ia sangat ingin satu sekolah dengan Ailin, agar ia tahu bagaimana perkembangan perempuan itu disekolah.

"Justine juga, sama Ka Albert. Denger denger sih, bukan kakak aja kan yang suka nyakitin Ailin, ada Natan? Anak keluarga Abraham juga, ya gak? Trus Januar? Fatih? Dan... Dinda?" Hobi Justine adalah mencari tahu apapun yang bersangkutan dengan keselamatan keluarganya, Justine bahkan pernah hampir membunuh orang yang korupsi besar diperusahaan ayahnya jika saja tidak dihentikan langsung oleh Albert.

Memang keluarganya saja yang menetap di negara asing, dinegara itu sendiri senjata api diperbolehkan atas surat izin yang menentu.

Jadi kekerasan sudah tidak asing lagi dinegara nya, asalkan ia punya bukti dan tentunya uang yang menentukan.

"Kenapa harus pindah? Zidane bisa kok jaga Ailin."

"Jaga yang kaya gimana? Sampe Ailin masuk rumah sakit terus terusan gitu?" Reza bersedekap dada, "Ailin masuk rumah sakit setiap ada disekolah, jadi masalahnya udah pasti ada disekolah. Mau kita selidikin lebih lanjut sampe tau penyebab Ailin selalu sakit?"

"Dengar Zidane, kalo aja Ailin mau home schooling, Papa lebih milih kaya gitu dibanding harus sekolah dan pulang bawa luka terus menerus," Agis menatap tegas Zidane, pria paruh baya itu sudah sangat kesal dengan pemikiran bodoh Zidane, "Besok mereka bakal pindah ke sekolah kamu, kamu gak berhak nolak karena ini udah kesepakatan, kamu gak becus jaga adik kamu, jadi buat apa kamu nolak?"

"Tapi Paaahh..."

"Oh, atau mau kamu juga dipindahin? Supaya mereka yang gantiin jaga Ailin?"

Tangan Zidane terkepal, tapi tetap Zidane hanya bisa mengiyakan, "Oke," daripada ia dijauhkan dari Dinda, bukan?

Antonio tersenyum bangga, "Bagus, kalo kali ini Ailin juga masih masuk rumah sakit, kakek bukan cuma salahin kamu, yang lain juga bakal kakek salahin."

"Sejak kapan Aldebara kena bahaya kalo ada Justine, kek?"

Ya, Antonio cukup percaya jika satu cucunya itu ikut campur, meski Justine itu orang yang terlalu keras, lawan dari Albert, kakaknya yang selalu tenang.

...

"Gimana, udah baikan?" Rika menyodorkan susu kotak cokelat pada Ailin, sangat tahu jika perempuan berkerudung itu maniak cokelat.

Dibalik Novel || ENDKde žijí příběhy. Začni objevovat