50 || Kembali

42.4K 8.2K 907
                                    

Sore ini adalah sore yang penuh kerisauan. Keadaan Ailin yang kembali memburuk, membuat orang orang yang menunggu kesadarannya risau. Takut jika Ailin tidak membaik melainkan menghilang.

Haikal dan keluarganya sudah sampai dirumah sakit.

Keluarga Ailin sendiri, sedari tadi sudah setia menunggu didepan ruangan tempat Ailin diperiksa.

Yang menjadi bonus, para teman Ailin juga ada disana termasuk Putri, lalu ada juga Natan yang setia menemani Zidane.

Mereka berkumpul untuk Ailin.

Sedang didalam, ada Reza yang berusaha semaksimal mungkin mengembalikan kesadaran Ailin.

(Jujur author kurang ngerti medis, jadi bayangin semampu kalian aja yaa.)

"Gi-gimana kalau anak kita gak kembali, paah?"

Zidane mengacak rambutnya mendengar ucapan sang mama. Tidak seperti ini, seharusnya kejadiannya tidak seperti ini.

Ailin harusnya baik baik saja.

Ini semua salahnya, ia tidak seharusnya mempercayai Dinda selama ini. Dinda orang yang buruk, kenapa ia baru tahu sekarang?

Sial.

Ini semua salahnya. Salahnya dan para teman bodohnya.

Natan.

Zidane menatap Natan sebentar, lelaki itu bodoh sepertinya.

Januar, lelaki yang menghilang selama berminggu-minggu.

Lalu Fatih, meski bersalah lelaki itu langsung introspeksi diri dengan belajar menjadi orang yang lebih baik.

Sayang itu tidak menutupi fakta jika Ailin  kritis karena mereka. Memang sebenarnya karena Dinda, namun mereka menjadi para ajudan pertama yang selalu menyudutkan Ailin.

Dan tentang Risya...?

Entahlah, istrinya sudah sangat jauh untuk ia gapai.

Bahkan, Risya menggugat cerai, tanpa diketahui banyak orang, hanya padanya. Tahukah Risya jika Zidane tidak bisa melepasnya?

Zidane tahu ia egois.

Tapi hatinya tidak bisa berbohong jika ia sudah nyaman akan kehadiran Risya, terlepas dari rasa obsesinya pada Dinda.

Egois memang, tapi untuk kali ini pun, Zidane rasanya ingin marah pada orang yang terus menerus menempeli Risyanya. Risya untuknya, ditakdirkan menjadi jodohnya.

Ah, tapi benarkah Risya ditakdirkan menjadi jodohnya? Disaat Risya sendiri meminta cerai padanya?

Zidane melirik Risya, wajah Risya tampak datar walaupun Zidane sangat tahu bagaimana perasaan Risya saat Ailin sedang bertaruh nyawa.

Disamping Risya, ada Haris, pria yang mengaku sebagai teman karib Haikal. Pria itu lah yang ia maksud sedang mendekati Risya.

Zidane merasa mereka memang cocok untuk bersanding, tapi ia tidak bisa melepas Risya!

Ruangan terbuka, Reza keluar bersama satu rekannya. Wajahnya terlihat lesu, "Ailin koma lagi."

Haikal menunduk, ia mengusap wajahnya merasa apa yang Ailin dapatkan tidak adil untuk kehidupan Ailin, "Astaghfirullaahal adziim."

"Ga papa, yang penting Ailin gak kritis lagi kan?" Risya tersenyum, "Sampai kapanpun Ica bakal tetep tunggu Ailin sadar. Ica yakin Ailin bakal sadar."

"Boleh saya bertemu Ailin?"

...

"Saya terima nikah dan ka..."

Dibalik Novel || ENDWhere stories live. Discover now