34 || Ketemu Umi lagi

44.4K 7.3K 381
                                    

Ailin bersama Risya, Albert, Justine, dan Regan kini berada didepan gerbang pesantren ar-raudhah, pesantren Abi Fatih.

Albert dan Justine adalah putra Xavier Aldebara, anak ketiga Antonio yang seusia dengan Zidane, meski Albert kurang satu tahun saja dari Zidane. Keluarga besarnya masih berkumpul, maklum, orang kaya yang sudah bisa tinggal santai saja jika mereka ingin.

Hari ini hari Minggu, Ailin berencana kerumah Fatih bersama Regan. Karena Ailin tidak ingin berduaan dengan Regan saja, Risya pun diajaknya, dan dua orang berwajah Asia itu juga merengek ingin ikut, mereka kebetulan sudah bangun sangat pagi, berbeda dengan yang lain. Kecuali Zidane, kakak kandung Ailin itu sepertinya keluar pagi sekali entah ada urusan apa.

"Kita ngapain ke sini? Kamu mau masuk pesantren?" Albert menggenggam tangan Ailin, lalu Justine menggenggam tangan Risya. Terlihat seperti pasangan, namun mereka adalah keluarga.

Jadilah hanya Regan yang terlihat begitu menyedihkan menyendiri.

Didepan sana banyak orang berpakaian layaknya santri, tertutup rapi. Hari Minggu mungkin jadwal untuk mereka bersih bersih, biasanya santri akan ada hari bersih bersih bersama, antara hari Minggu atau hari Jum'at.

"Ayok masuk!" Ailin menarik tangan Albert, ia ingin secepatnya bertemu Umi Fatih, ia rindu ciri khas pemilik pesantren dari diri Umi Fatih, terlihat seperti uminya yang dulu.

"Ini rumah Fatih, Regan udah tau?"

Mata Regan membulat. Fatih? Orang inti geng Arsten? Memiliki rumah dengan nuansa islamiah sepeti didepannya?

Ailin mengetuk pintu, tidak lama hingga pintu itu terbuka menampilkan wajah segar Fatih, jangan lupakan peci hitam di kepalanha, lelaki itu juga memakai sarung senada, terlihat tampan bagi Ailin meski hanya sesaat karena lelaki itu langsung mengubah ekspresi wajahnya dengan ekspresi jutek.

"Ngapain pagi pagi kesini astaga!? Ini lagi, kenapa Lo bawa anak Dajjal?" Mata Fatih mendelik pada Regan, terlihat jijik sekedar menatap saja.

Dan Regan, lelaki itu sedikit tercengang dengan cara berpakaian Fatih yang berbeda dari yang biasa ia lihat.

Ailin melotot, ingin sekali ia memukul Fatih, mulut Fatih memang dijabarkan mulut julid didalam novel Cinta Dinda.

"Assalamu'alaikum!" Tekan Ailin.

Walau sedang kesal, Fatih mengucap jawaban untuk Ailin.

"Mau ngapain?"

Ailin nyengir lebar, menyodorkan plastik berisi kue coklat buatannya, "Mau ketemu umi, ada?"

Fatih mengangguk, lelaki itu menoleh kebelakang, "Umi! Ada tamu!" teriaknya.

Ailin berdehem, "Gak diajak masuk dulu gitu?" paksa Ailin.

Fatih mendelik, lelaki itu melirik Albert, Justin dan Risya sebelum akhirnya tersenyum ramah penuh paksa, "Silahkan masuk," ajaknya seraya membuka peci, hari yang mulai terang terasa panas baginya, padahal jam baru menunjukan angka 08:00 wib.

Fatih masuk lebih dulu, mengawal Ailin dengan yang lain keruang tamu.

"Wah ada siapa ini?" Yang Ailin ingin temui akhirnya datang juga.

Ailin langsung menyalaminya, bahagia juga bisa kembali bertemu dengan Umi Fatih.

"Umi masih inget Ailin kan?"

Umi Fatih mengangguk cepat, "Iya dong, masa lupa sih?"

Ailin terkekeh, ia menunjuk Risya yang baru selesai menyalami Umii Fatih, "Ini Risya, Umi, dia sepupu Ailin. Nah Ini Albert sama Justine, mereka juga sepupu Ailin."

Dibalik Novel || ENDWhere stories live. Discover now