II

145 18 0
                                    


.

Happy Reading

.

Aku mengikuti Mereka yang menuntunku ke arah reruntuhan desa yang hancur, kejam sekali mereka, menghancurkan tanpa tersisa.

Erubus nama yang cocok untuk mereka, makhluk kelam yang penuh aura gelap yang membuat siapapun terdiam ketika bertemu dengannya.

Aku menunduk memperhatikan tanganku yang kecil, 'Aku masih terlalu lemah, untuk mengalahkan satu Erubus saja membuat energiku terkuras.'

Sial!

"Leora, apa kau baik-baik saja?"

Pertanyaan yang dilontarkan Iris membuatku tersentak, aku menoleh ke arahnya. Dia berada di depanku, wajahnya terlihat khawatir.

"Aku baik-baik saja."

Alis Iris tertaut, kepalanya mengangguk dan dia tidak lagi menoleh padaku.

"Kita telah sampai."

Perkataan Agatha menghentikan langkah kami, aku dapat melihat dengan jelas sebuah balai yang masih berdiri utuh di tengah puing-puing bangunan yang lain.

'Luar biasa, jadi kelemahan dari Erubus adalah bunga Adelweiss?'

"Jika melihat hal ini kita dapat menyimpulkan jika Erubus takut dengan Adelweiss." Castor menjelaskan apa yang telah ku pikirkan, ternyata dia juga menyadarinya.

"Kapan Crystal itu ada di sana?"

Aku heran dimana mereka mendapatkannya.

Mereka menggeleng, "Kami tidak tahu, sejak kami lahir Crystal itu ada di sana." Jawab Iris.

Aku melangkah kakiku untuk masuk, aku sangat penasaran dengan bentuk Crystal itu.

Ketika aku membuka pintu balai desa itu, tiba-tiba darahku berdesir hebat seakan-akan Crystal itu menekannya.

Deg!

'S-akit sekali, apa Crystal itu bereaksi dengan darahku?'

Untuk menekan rasa sakit itu, aku membungkuk, rasanya sakit sekali seakan-akan ada yang meremas jantungku sendiri.

Melihat aku yang hampir terjatuh Iris berteriak, membuat Agatha dan Castor terkejut.

"Leora! Apa kau baik-baik saja?" Agatha memegang bahuku.

"D-adaku sakit sekali."

Aku mendongak untuk melihat Crystal itu, cahaya yang menyilaukan muncul dari Crystal yang membekukan sebuah bunga Adelweiss. Crystal nya seukuran genggaman tangan orang dewasa berwarna putih bening.

Didalam Crystal itu aku dapat melihat bunga Adelweiss kecil, bunga yang cantik.

Ugh!

Rasa sakitnya bertambah, membuatku tidak tahan lagi dan akhirnya semua pandanganku menjadi gelap gulita. Hal terakhir yang ku ingat hanyalah suara teriakan Iris.

°°°

'Aku, dimana?'

Ketika aku membuka mataku, aku berada di tempat yang gelap, di kelilingi oleh pepohonan, namun begitu aku menunduk aku sangat terkejut.

"A-pa ini!"

Sebuah lambang berbentuk bintang dengan sudut enam terukir jelas di bawah kakiku, di setiap sudut bintang itu ada sesuatu yang seperti...

Leonthopodion. [ON•GOING]Where stories live. Discover now