IX

84 10 0
                                    


.

Happy Reading

.


'Aku tidak melihat hal yang mencurigakan padanya.'

Saat ini kami berjalan menuju ruangan dimana aku akan bertemu pimpinan Kasino ini, ketika Maia akan menunjukkan jalannya seorang Butler lebih dulu muncul dan mengajukan diri untuk mengantar kami.

"Anda tidak perlu waspada, saya tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak pada anda kecuali jika itu Nyonya saya yang memerintahkannya." Kata Butler itu yang tahu jika aku waspada padanya.

Aku menghela nafas ku sedikit lalu kemudian menekan insting Naga'ku.

"Siapa sebenarnya dia?"

Butler itu tersenyum, "Lebih baik anda sendiri yang bertanya langsung."

Kami berhenti di sebuah pintu besar berlapis kaca, pintu yang sangat mewah.

Butler itu membungkuk, "Silahkan penyihir, Nyonya saya Tana Fortuna ingin bertemu dengan anda."

Aku mengangguk, dan mendorong masuk pintu besar itu. Sedangkan Maia dia menunggu di luar karena tidak di izinkan masuk.

Hal pertama kulihat di ruangan itu adalah sebuah singgasana megah berdiri kokoh di depan sana, dan seseorang yang berbalik memunggungi ku. Rambutnya yang panjang berwarna kuning, seperti emas sangat berkilau.

"Bukankah, seharusnya kau memberi salam penyihir?"

Aku bergerak waspada ketika dia berbalik menghadapku, tapi-

Deg!

Entah kenapa aku seperti familiar dengan wajahnya, rasanya aku seperti mengenalinya, tapi siapa?

Mata merahnya menyorot lembut ke arahku, mata merah seperti batu Ruby.

___

"Ana! Jangan berlarian seperti itu nanti kau jatuh!"

"Haha! Tidak! Aku tidak akan jatuh. Aku kan beruntung."

___

Ugh!

Ku pegang kepalaku ketika sebuah memori melintas begitu saja, aku tidak tahu itu suara apa dan siapa?

Rasanya tidak asing tapi tidak tahu!

Sesaat rasa sakit itu terasa tapi tak lama seperti melintas begitu saja, 'Ingatan apa itu? Kenapa rasanya tidak asing? Terasa seperti-familiar.'

Wanita itu tersenyum kecil, aku tidak bisa menebak apa yang ada dikepalanya, dia terlihat sangat kuat bahkan mana'nya tidak dapat kubaca, tersembunyi lalu dikelilingi kabut tipis berwarna emas.

"Kau kurang sopan penyihir, telah masuk tanpa izinku lalu memaksaku untuk bertemu denganmu." Katanya.

"Aku rasa itu hanya akan membuang waktuku untuk menyapamu, tujuanku kesini untuk bertanya apa benar isi dari kereta itu adalah Erubus?"

Dia tidak mungkin mengelak'kan dilihat dari sisi manapun isi dari kotak itu adalah Erubus, dan dialah yang menyebarkan seluruh kejahatan di Negeri ini.

Wanita itu melangkahkan kakinya ke arahku, membuatku mengambil langkah mundur, ketika mataku tidak sengaja bertubrukan dengan mata rubynya, mata itu seakan-akan menenggelamkan ku ke ingatan tidak berujung. "Penyihir, kupikir kau itu wujud baru, tapi ternyata hanya wadah untuk menampung sesuatu."

Dahiku mengernyit, tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya. Setiap gerak-gerik, tutur kata, semuanya terlalu rumit untuk kupahami.

"Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan, jika kau hanya ingin berbasa-basi saja, maka aku akan mencari sendiri jawabannya dengan menghancurkan setiap kereta yang ada di bawah tanah tempat kasino ini berdiri."

Leonthopodion. [ON•GOING]Where stories live. Discover now