VIII

87 10 0
                                    


.

Happy reading

.

"Maia! Harus berapa kali aku bilang untuk tidak ceroboh dalam bekerja!" Bentak seorang wanita ke pada gadis yang berdiri di depannya.

Gadis itu hanya mampu menunduk menyembunyikan wajahnya di balik rambut panjangnya.

"Maafkan saya, lady."

Namun wanita itu tetap memasang ekspresi marah, "Aku akan memaafkanmu kali ini tapi jika kau terus-menerus membuat kesalahan maka aku akan membuangmu!" Peringatnya.

Membuat gadis itu terkejut, dia langsung berlutut di bawah kaki wanita itu. "Tidak! Lady, saya mohon maafkan saya, dan saya akan berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi."

Dengan angkuh wanita itu memandang hina gadis yang bernama Maia, "Pergilah bekerja dan layani nona yang telah kau tabrak itu! Buat dia terkesan padamu!"

Maia mengangguk, "Baik lady." Lalu membungkuk untuk memberi salam, Maia pun pergi mencari Leora.

°°°

'Menyebalkan! Kenapa kasino ini besar sekali, dan bahkan dilapisi barier anti sihir! Sial!'

Sungguh, saat ini aku dalam keadaan kesal sudah berputar-putar tapi aku tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan dan lagi sihir tidak berguna di sini.

Tapi kenapa beberapa orang bisa menggunakan sihir? Seharusnya mereka juga tidak bisa!

Aku yakin mereka memakai sebuah artefak yang bisa membantu mereka menggunakan sihir bahkan dalam sebuah barier anti sihir.

Aku beruntung memakai jubah, jika tidak mungkin mereka akan mencurigai ku.

"Huhhh~"

Karena tidak ada yang bisa kulakukan, aku memilih duduk di salah satu meja yang menyediakan bir, beberapa dari mereka menawariku untuk minum dan yang tentunya ku tolak.

Umurku masihlah sepuluh tahun, hanya karena jubah ini mereka tidak akan mengetahui umurku yang sesungguhnya, mereka akan mengira aku wanita umur 20-an.

"Um, permisi nona."

Aku menoleh ke samping kiriku, disana berdiri gadis yang kutabrak tadi, ku kerutkan keningku.

'Mengapa dia ada disini?'

Dia membungkuk untuk memberikan salam, gerakan yang sangat anggun seperti seorang putri. Pertama bertemu aku agak meragukan dia seorang pelayan di sini karena penampilan dan.

Mataku menyipit menatap lurus ke arah gadis itu, sebuah mana besar berwarna emas terang bersinar di dada kiri gadis itu.

Untuk seukuran gadis yang umurnya mungkin sebaya denganku, itu adalah sihir yang sangat kuat bahkan mungkin sudah melampaui Agatha.

"Nama saya Maia Aglaea, saya di sini untuk melayani nona."

Ah, ternyata dia bernama Maia nama yang cantik cocok dengan dirinya.

Aku tersenyum, walaupun tidak akan dilihat olehnya. "Aku Leora."

Maia mengangguk, "Nona Leora."

Leonthopodion. [ON•GOING]Onde histórias criam vida. Descubra agora