XVI

39 7 1
                                    


.

Happy reading

.

"Apa alasanmu membawa anak itu?" Tanya Castor.

Saat ini kami berada di ruang makan, berkumpul bersama untuk makan.

"Dia sendirian, aku tidak tega meninggalkannya sendiri mungkin saja dia akan di incar oleh erubus lagi." Jelasku.

Kuperhatikan Alister yang duduk di sampingku, dia terlihat tidak nyaman mungkin karena ditatap oleh Castor. Aku tersenyum lembut sambil menyentuh tangannya berharap dia tidak takut karena ada aku.

Alister tersentak kemudian menoleh padaku.

"Huhhh."

Terdengar helaan napas dari Castor.

"Sepertinya percuma mengatakan tidak jika dia sudah ada di sini, akan kejam jika aku memulangkan anak ini ke hutan. Jadi aku harap dia tidak membuat masalah apapun selama berada disini. Kau mengerti Leora?"

Hik!

'terdengar seperti ancaman.'

Aku mengangguk.

"Menyebalkan sekali, seharusnya kau tegas padanya Castor, dia semakin melunjak ketika kau selembut ini." Keluh Agatha.

Mendengar itu aku melotot padanya.

"Heh! Apa kau!"

"Dasar penyihir." Gumamku.

"APAA!"

Lihat dia semakin mirip penyihir ketika marah, mukanya jadi merah dan berkerut sangat mirip nenek-nenek.

"Agatha tenanglah."

"Tidak Iris! Bagaimana aku bisa tenang dia sedang menghinaku!" Ucap Agatha dengan menggebu-gebu.

"Huhh, seperti biasa sangat berisik."

"Berhentilah kalian."

Kali ini kami dia ketika Castor berbicara.

"Berapa umurnya?"

Aku menoleh, "mungkin seumuran dengan Iris, jika dilihat dia memang lebih kecil."

"Itu mungkin karena dia kekurangan gizi dan makanan." Kata Maia.

"Mungkin saja."

"Apa dia memiliki sihir?"

"Entahlah, tapi jika dirasakan dia seperti memiliki mana yang bersih."

"Sihir suci?"

"Bisa saja."

"Aku ingin mengujinya." Castor selesai makan, dia mengelap mulutnya sedikit lalu beranjak pergi.

"Siang nanti, antar dia ketaman belakang Leora."

Aku mengangguk.

Leonthopodion. [ON•GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang