XI

61 11 0
                                    


.

Happy Reading

.

•••

"Nona Leora! Apa anda baik-baik saja?" Tanya Maia.

Dia datang setelah kepergian Tana, dengan wajah khawatir dia mendekati Leora.

Leora tersenyum, "Aku baik-baik saja, tapi kenapa kamu bisa berada di sini?"

Maia duduk di tepi ranjang dimana Leora menyender. Maia menyentuh tangan Leora.

"Nona Tana meminta saya untuk menjaga anda, setelah itu dia juga meminta saya untuk menyiapkan diri anda untuk persiapan makan malam nanti."

Leora mengerutkan keningnya, "Untuk apa?"

Maia yang tidak tahu hanya menggeleng. "Nona tidak memberitahukannya pada saya."

"Baiklah kalau begitu, lebih baik aku bersiap sekarang lagipula rasa sakitnya telah hilang."

"Anda yakin?"

Saat ini Maia benar-benar khawatir pada Leora, dia takut jika Leora akan sakit lagi seperti yang dikatakan Nona'nya.

Melihat ekspresi tidak yakin Maia, Leora menggeser posisi duduknya, dia ingin berdiri. Leora menyibak selimut berwarna biru, dengan perlahan dia turun dari ranjang.

"Lihat aku baik-baik saja, yang sakit itu kepalaku bukan kakiku." Kata Leora dengan senyum yang agak jengkel, dia berpikir jika Maia terlalu khawatir, lagipula dia juga sudah terbiasa dengan luka yang di sebabkan Erubus. Masa jika sakit kepala bisa membuatnya lemah.

Bukankah itu aneh?

Tanpa sadar Leora mengangguk membuat heran Maia.

"Nona?"

Tersadar kelakuannya Leora segera menggeleng.

"Tidak apa-apa aku hanya sedang memikirkan sesuatu, eum bisakah kau berhenti berbicara formal padaku?"

Bukannya tidak suka tapi telinga Leora agak tidak nyaman mendengar keformalan Maia, Leora pikir Maia seperti menganggap jika Leora adalah Nona'nya.

Mendengar hal itu tentu membuat Maia terkejut, dia menunduk melihat jari-jarinya yang ramping.

"T-api?"

Mengetahui Maia akan menolak, Leora memasang wajah galak tapi lebih ke imut sih bagi Maia, sebab pipi Leora menggembung.

"Tidak ada tapi-tapi! Berhentilah berbicara formal denganku, kau mengerti Maia?" Tekan Leora di ujung perkatannya.

Maia menyerah, dia mengangguk karena jika tidak Leora akan merajuk seperti anak kecil, eh sepertinya dia memang anak kecil.

"Sekarang mari ikut sa-maksudnya aku ke kamar mandi." Lidah Maia masih tidak terlalu bisa untuk berbicara informal, mungkin karena kebiasaannya.

Leora mengangguk, dia menggapai tangan Maia dan mereka pun pergi ke kamar mandi.

•••

Leonthopodion. [ON•GOING]Where stories live. Discover now