XII

59 11 0
                                    

.

Happy Reading

.

•••

Setelah mengemasi barang-barang milikku dan milik Maia, kami berangkat. Aku tidak tahu bagaimana reaksi Castor setelah aku pulang, aku berfirasat jika dia akan mengurungku lagi.

Menyebalkan!

Kami pergi ke arah barat dimana rumah yang ku buat bersama Agatha, Castor, dan Iris berada. Kulirik ke kiri dimana Maia berjalan dia terlihat gugup mungkin karena ini pertama kalinya dia keluar dari kasino.

"Kau baik-baik saja?"

Maia menoleh ke arahku dan dia tersenyum hangat, "Iya, aku hanya takut."

Ku tepuk pelan bahunya, "Tenanglah aku ada di sampingmu."

"Iya."

•••

Perjalanan yang panjang membuat kami sampai lebih lama, aku belum bisa melakukan sihir teleportasi, yang bisa menggunakannya cuma Castor, Agatha, dan Iris. Lihatlah betapa payahnya diriku.

Huhhh~

Aku gugup dan tanganku gemetaran ketika mencoba mengetuk pintu depan rumah.

'Kuharap Iris yang membuka pintunya.'

Tok! Tok! Tok!

Hening.

Oke, ketukan pertama tidak ada yang menjawab mungkin karena mereka tidak dengar atau mereka tertidur. Jika begitu aku akan membuka langsung saja pintunya sendiri.

Ternyata pintunya tidak di kunci, hal itu membuat ku tersenyum senang.

"Baik Maia, selamat datang di-Hik!!"

Belum sempat ucapakanku selesai, aku berhenti ketika melihat Castor berdiri di depan ku dengan aura yang eerrr-agak menyeramkan.

Glek!

Bahaya! Bahaya! Bahaya!

Otakku mengulang-ulang kata bahaya, melihat Castor dengan tampang yang lebih seram dari pada Erubus.

"L E O R A, selamat datang kembali di rumah~"

"Hikkk!"

Krak!

Castor membunyikan jari-jarinya, membuatku menelan ludah kasar.

'S-eram.'

"Cukup bersenang-senang?"

Dengan bodohnya aku mengangguk.

"Wahai Dewi alam, berikan aku kekuatan buatlah orang didepanku terlempar. Sihir kristal tingkatan pertama kristal ungu!"

Castor mengucapkan mantra sihir dan mengarahkannya ke arahku.

"Kyaaaaaaaa!"

Leonthopodion. [ON•GOING]Where stories live. Discover now