XXIX

18 2 0
                                    

.

Happy Reading

.

"Tidak perlu takut padaku, aku harap kamu senang berada di sini, mungkin kamu akan senang bermain dengan putriku, dia sedikit kesepian."

"Kesepian?"

•••

"Umm..ayah apa tidak apa-apa jika saya yang bermain dengan nona? Saya takut membuat kesalahan."

Sang ayah tersenyum lembut, membentuk guratan-guratan halus yang menandakan jika usianya tidak lagi muda. "Tidak perlu takut, Kio. Nona Belle adalah anak yang baik, beliau tidak akan menghukum mu jika kamu membuat sedikit kesalahan, tapi tolong jaga dia." Dengan lembut ayahnya mengelus surai anak kecil yang bernama Kialo itu.

"Pergilah dan temui nona Belle." Sang ayah mendorong pelan punggung putranya saat mereka telah sampai di depan kamar milik sang nona.

"Eum..b-aik ayah." Kata Kialo dengan gugup. Secara perlahan dia melangkah mendekat pada pintu, ayahnya pamit meninggalkannya.

"P-permisi nona Belle, saya Kialo Naries. Saya datang ke sini untuk menemani anda."  Sejenak Kialo menghela napasnya menunggu balasan si pemilik kamar.

"Masuklah!" Selang waktu lima menit suara gadis itu terdengar untuk menyuruh Kialo masuk.

Dengan perlahan Kialo mendorong pintu yang ukurannya lebih besar dari tubuh kecilnya. "Saya masuk nona."

Di balik pintu itu, Kialo dapat melihat kamar bernuansa merah muda khas anak perempuan, dipenuhi boneka-boneka yang lucu, serta beberapa hiasan bunga mawar imitasi.

Nona yang dilayaninya duduk tenang di kursi sambil menikmati secangkir teh bersama boneka-bonekanya. Gadis itu tersenyum lembut, "halo Kialo! Aku sudah mendengar tentangmu dari ibu, sekali lagi aku akan mengenalkan diriku, namaku Bellevue Rose, aku harap kau mau menjadi temanku." Kata gadis itu dengan antusias, bahkan dia sampai menggebrak meja karena terlalu bersemangat.

Kialo sedikit tersentak, Belle berbeda sekali dengan apa yang dia bayangkan. Dia berpikir Belle adalah putri bangsawan yang sombong dan manja seperti yang dia lihat. Tapi Kialo tidak melihat sifat itu pada Belle. Kialo yakin itu, walaupun itu adalah pertemuan pertama mereka.

Belle tersenyum kembali dia dengan berani memegang tangan Kialo, matanya yang berwarna kelabu terlihat bersinar saat menatap mata ungu Kialo, "aku mohon jangan sungkan padaku, jadilah temanku dan anggap aku temanmu."

Dengan kaku Kialo menganggu, "s-saya akan berusaha nona."

Bella merenggut, dengan lucu dia menggembungkan pipinya. "Panggil aku Belle, atau Ella!"

"T—api?"

•••

"Ella! Jangan berlari terlalu cepat kau akan terjatuh!" Teriak Kialo, dia cukup lelah mengejar Belle yang berlari sangat cepat mengejar kucing kecil berwarna kuning yang baru saja diberikan ayahnya Belle.

"Tenang saja! Aku tidak apa-apa!" Teriak Belle, sungguh senang perasaannya mendapatkan teman baru.

"Aku tidak yakin itu."

Leonthopodion. [ON•GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang