11. Gue Gak Bisa Apa Apa

7.6K 1.2K 52
                                    

Tak seperti pagi hari sebelumnya dimana Naka sudah berkutat dengan bahan masakan dan bumbu bumbu dapur dipagi hari, pagi ini lelaki itu duduk seorang diri di ruang makan, menatap sekelilingnya dengan lampu lampu rumah yang masih belum dihidupkan kecuali lampu ruang makan yang menyatu dengan dapur.

Meski pagi hari adalah waktu favoritnya, tetap saja disaat yang bersamaan, Naka selalu merasa kesepian. Hingga pada akhirnya lagu lagu Indie dengan vibes aesthetic favoritnya Naka putar untuk menemaninya memecah kesunyian.

Naka menggeleng pelan. Tidak, ini masih pagi, dia tidak boleh melamun dengan pikiran yang selalu terbang ke masa lalu. Naka bangkit dari duduknya, berjalan menuju kulkas dan membukanya.

Pagi itu, lagu Sleeping With Sirens yang dipopulerkan oleh James Dean dan Audrey Hepburn yang menemaninya dengan aktivitas favorit seorang Naraka. Layaknya Spongebob yang menganggap waktu bekerja di Krusty Crab adalah kegiatan paling hebat di hidupnya.

Naka mengiris cabai, mengulek bawang, membersihkan ikan dalam diam, lagu yang dia putar tak lagi dan bahan masakan yang ada dihadapannya tak lagi menjadi fokus utama pikirannya.

Sepi. Satu kata yang bisa menggambarkan perasaan yang dia rasakan saat ini. Sebenarnya Naka benci kesepian, sunyi, diam, atau apapun itu. Namun terkadang dia menyukainya, dimana dia bahkan bisa mendengar sendiri isi pikirannya.

"Na?"

Naka tersentak, mendalati sosok sangat kembaran yang menatapnya dari ambang pintu dapur. Seperti biasa, Jendral adalah orang pertama yang akan bangun, dan hal pertama yang Jendral lakukan setelah bangun tidur adalah pergi ke dapur untuk merecoki saudara kembarnya itu.

"Lo kenapa? Kok kaget gitu?"

Naka menggeleng pelan, lantas segera memasang raut wajah kesal pada Jendral.

"Ya lagian lo manggilnya tiba tiba, kayak setan tahu, gak? Gimana gue gak kaget?"

Sebelah alis Jendral terangkat mendengar jawaban Naka. Naluri nya sebagai saudara kembar justru menangkap hal yang berbeda. Sepertinya Naka memiliki sesuatu yang tidak dia utarakan. Jendral duduk di meja makan, memperhatikan Naka yang berdiri membelakangi nya. Lelaki itu masih sibuk dengan kegiatannya.

"Na."

"Sesama saudara kembar itu gak seharusnya punya rahasia, kan?"

Tangan Naka yang tadinya hendak memotong ikan lantas terhenti.

"Lo kenapa, Na? Cerita sama gue."

Naka menoleh kebelakang, mendapati sosok Jendral yang duduk sambil menatapnya kamar kamar. Naka tersenyum tipis, lalu menggeleng.
"Gue gak apa apa. Mood gue emang gak bagus aja pagi ini."

Naka lantas kembali pada aktivitasnya. Jawaban itu tentu saja tidak mungkin membuat Jendral puas. Jawaban klasik yang terkesan basi.

"Lo gak percaya sama gue?" Tanya Jendral lagi.

"Bukan begitu—"

"Ya terus apa? Gimana gue bisa ngasih solusi kalau gue gak tahu apa masalahnya."

"Jen—"

"Naka!"

Naka diam, menatap Jendral yang tampaknya mulai kesal. Nakal lanats menghela nafas pelan.

"Gue cuma lagi kangen aja sama bang Alan."

Bagai petir yang menyambar, suara pelan Naka sontak membuat raut wajah kesal Jendral berubah. Naka kembali pada aktivitasnya, membiarkan Jendral yang duduk terdiam tanpa berniat untuk beranjak dari tempatnya.

Raga || NCT dream [END]Where stories live. Discover now